Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/08/2020, 11:22 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com – Pernahkah Anda mendengar, kalau anak yang terkena stunting dampaknya tidak lagi dapat dipulihkan setelah ia berusia 2 tahun?

Oleh karena itulah, program 1.000 hari pertama kehidupan anak (HPK) selalu jadi hal penting saat berbicara mengenai tumbuh kembang anak.

Program 1.000 HPK digaungkan untuk mencegah berbagai masalah kesehatan, termasuk stunting dengan mengontrol asupan gizi anak dari sejak janin sampai pada usia 24 bulan atau 2 tahun.

Intervensi gizi memang harus dimulai sejak dini, tetapi bukan berarti ketika anak sudah menderita stunting dan usianya sudah lebih dari dua tahun, lantas intervensi gizi dihentikan.

Baca juga: Pentingnya Perbaikan Gizi dalam Catch Up Growth Anak Stunting

Menurut dr Utami Roesli, SpA, anak yang menderita stunting masih bisa dipulihkan meski ia sudah berusia di atas 2 tahun.

Artinya, perkembangan otak dan tinggi tubuhnya akan lebih tinggi dibandingkan anak stunting yang tidak mendapat intervensi gizi. Hanya saja, jika dibandingkan anak yang normal, tinggi tubuhnya akan tetap lebih pendek dan kecerdasannya lebih rendah.

Dengan kata lain, pertumbuhan anak yang menderita stunting masih dapat dikejar, meskipun tidak optimal. Namun, ini tentu akan jauh lebih baik karena kelak dari segi produktivitas mereka akan jauh lebih baik dibandingkan anak stunting yang tidak diatasi.

Perbaikan gizi agar tumbuh kembang anak stunting dapat dikejar dikenal dengan catch up growth.

Biasanya, catch up growth akan terus dilakukan hingga pertumbuhan anak berhenti saat remaja. Berikut catch up growth yang bisa dilakukan pada anak stunting.

1. Terapkan gizi seimbang

Anak yang sudah mengalami stunting, harus diperhatikan kebutuhan nutrisinya dengan mengatur pola makan dengan gizi seimbang.

Dalam pola makan yang seimbang, generasi bersih dan sehat (Genbest) harus memasukkan protein, karbohidrat, lemak, vitamin serta mineral dalam proporsi yang benar.

Protein hewani, seperti daging, ayam, ikan, perlu dimasukkan dalam menu anak bersama dengan sayuran dan makanan kaya mineral, seperti kalsium, kalium dan seng.

Diet seimbang tidak hanya menyediakan nutrisi yang tepat untuk menambah tinggi badan anak, tetapi juga akan membuat daya tahan tubuh penderita stunting lebih kuat.

2. Anak tidur cukup

Salah satu cara mendorong hormon pertumbuhan anak adalah dengan istirahat yang cukup di malam hari.

Tidur anak yang berkualitas ikut membantu merangsang produksi hormon pertumbuhan. Dari situlah kemudian bisa membantu anak menjadi tinggi.

3. Lakukan pemeriksaan ke Posyandu

Anak stunting perlu menjalani pemeriksaan rutin ke posyandu atau dokter anak agar kondisi kesehatan dapat terus terpantau dengan baik.

Hasil pencatatan rutin berat badan dan tinggi badan anak pada kartu menuju sehat (KMS) juga bisa memberikan gambaran mengenai pencapaian hasil dari yang dilakukan.

Baca juga: Berat Badan Anak Susah Naik, Benarkah Gagal Tumbuh?

Memang di tengah situasi pandemi saat ini, berbagai fasilitas posyandu tidak beroperasi seperti biasa. Namun, penderita stunting dapat melakukan konsultasi secara online, bila memang dibutuhkan.

Mulai sekarang, Genbest bisa mencari informasi lainnya mengenai seputar kesehatan bayi, remaja putri, ibu hamil, dan hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan stunting lewat laman https://genbest.id/. Yuk sadar stunting dimulai dari diri sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com