Pelepasan oksitosin yang menyertai orgasme tidak hanya bermanfaat untuk mengatasi rasa sakit fisik, tetapi juga dapat membantu meningkatkan perasaan cinta dan kegembiraan, sehingga ibu bisa lebih dekat dengan pasangan.
6. Membantu persalinan
Mengalami orgasme dapat memacu rahim untuk berkontraksi. Kontraksi ini memang tidak cukup kuat untuk membantu persalinan, kecuali jika ibu hamil sudah mendekati akhir kehamilan dan tubuh sudah siap untuk memulai proses melahirkan.
Hubungan intim ketika sudah mendekati waktu persalinan ternyata bisa membantu merangsang proses persalinan itu sendiri, lho.
7. Meringankan pemulihan
Seks saat hamil dapat membantu mengencangkan dasar panggul, artinya ibu sedang mempersiapkan tubuh untuk persalinan dan pemulihan.
Keduanya bisa dicapai hanya dengan orgasme. Ibu juga bisa melakukan kegel saat berhubungan seks jika ingin otot-otot vagina lebih bugar.
Baca juga: Yang Perlu Diketahui Seputar Dorongan Seks saat Hamil
Kondisi yang perlu diperhatikan
Kapan hubungan intim di masa kehamilan dikatakan tidak aman?
Hal ini bergantung pada situasi kehamilan.
Pada situasi tertentu dokter mungkin membatasi seks selama kehamilan. Situasi pembatasan tersebut bisa untuk jangka waktu tertentu saja atau sembilan bulan penuh jika kehamilan berisiko tinggi.
Batasannya bisa termasuk seks tanpa orgasme bagi wanita, penetrasi dengan kondom atau tanpa penetrasi sama sekali.
Beberapa alasan umum mengapa seorang ibu hamil mungkin disarankan untuk tidak berhubungan seks atau melanjutkan dengan pembatasan meliputi:
1. Adanya riwayat atau gejala persalinan prematur.
2. Adanya diagnosis serviks atau plasenta previa yang tidak kompeten.