Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/09/2020, 14:56 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah dinyatakan hamil, muncul tanggung jawab yang sangat besar bagi orangtua untuk menjaga si jabang bayi.

Meskipun kamu sangat memperhatikan makanan, istirahat, dan olahraga, kamu juga perlu mempertimbangkan faktor eksternal lainnya.

Orangtua tentu sangat bahagia menyambut kedatangan si kecil ke dunia. Tak jarang, mereka mempersiapkan kebutuhan bayi, hingga kamar untuk si kecil.

Baca juga: 5 Jawaban Pertanyaan tentang Berhubungan Intim di Masa Kehamilan

Namun, membuat kamar untuk bayi, tentu membutuhkan cat untuk mewarnainya dengan warna-warna yang lucu.

Lantas, amankan menghirup aroma cat bagi ibu hamil?

Kamu mungkin ingin segera bekerja sendiri dengan kuas atau menunjuk seseorang untuk pekerjaan itu.

Namun sebelum itu, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh calon ibu. 

Penelitian belum dapat mengukur jumlah tepat cat yang terpapar pada setiap wanita hamil, sehingga efek bahan kimianya bagi bayi di dalam kandungan pun belum jelas. 

Namun, sebagian besar cat mengandung pelarut (bahan kimia berbasis minyak bumi) yang dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Masalah muncul ketika kita menghirupnya terlalu banyak, baik selama kehamilan maupun tidak.

Dengan pertimbangan itu, wanita hamil memang sebaiknya membatasi paparan cat dan aroma cat, terutama pada trimester pertama.

Lisa Valle, dokter kandungan di Pusat Kesehatan Providence Saint John di Santa Monica, California, Amerika Serikat memberikan penjelasannya.

Baca juga: Haruskah Berhenti Minum Kopi Selama Kehamilan?

Dia mengatakan, pada trimester pertama kehamilan, menjadi masa yang paling berisiko sejak organ bayi masih terbentuk.

Potensi risiko terkena aroma cat

Risiko terkena uap cat berkisar dari efek jangka pendek hingga jangka panjang.

Dalam jangka pendek akan muncul keluhan seperti mual, iritasi pada kulit, mata, hidung atau tenggorokan, kesulitan bernapas, alergi, pusing dan sakit kepala.

Sementara, risiko jangka panjangnya adalah kerusakan hati, gangguan ginjal dan juga pernapasan, serta sistem saraf.

Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan, paparan pelarut selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran.

Mengetahui jangka waktu bayi terpapar polusi renovasi rumah dan besarnya tingkat paparan merupakan hal yang penting.

Terdapat kemungkinan paparan pelarut yang berlebihan dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan cacat, dan masalah perkembangan nantinya.

Akibat sulitnya mengukur seberapa banyak berbagai zat yang diserap tubuh, risiko pasti bagi wanita hamil tetap tidak diketahui, namun sebaiknya jangan mengambil risiko.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com