Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/09/2020, 11:55 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Menurut Chris Hui, profesor dan dokter kedaruratan medis, pulse oximeter bisa menjadi alat untuk memantau kondisi kesehatan kita saat berada di rumah, terutama pada orang yang rentan masalah pernapasan dan memerlukan terapi oksigen di rumah.

Baca juga: 7 Teknik Latihan Pernapasan Pereda Stres, Mau Coba?

Jika kita tidak memahami kadar oksigen kita yang normal, dan belum didiagnosis menderita penyakit pernapasan atau tidak mempunyai gejala pernapasan tertentu, kita tidak perlu membeli pulse oximeter.

Hasil yang keluar dari pulse oximeter tidak berguna tanpa masukan dari dokter atau pakar medis. Dan jika kita tidak pernah memakai alat itu sebelumnya, kita bisa keliru mengartikan hasil pada pulse oximeter.

Dr Andy Whittamore, kepala klinis Asthma UK dan British Lung Foundation, menyebut penggunaan pulse oximeter untuk mendiagnosis Covid-19 masih diteliti.

"Apa pun pemeriksaan yang dilakukan di rumah harus menjadi bagian dari perencanaan yang jelas, dan tidak menggantikan keputusan klinis," kata Dr. Whittamore.

Permintaan pulse oximeter meningkat sejak pandemi Covid-19, sehingga kita perlu waspada terhadap pulse oximeter yang dijual dengan harga tinggi atau tidak memiliki sertifikat keamanan di internet.

Baca juga: Dianggap Bisa Deteksi Covid-19, Perlukah Kita Punya Pulse Oximeter?

Cara memakai pulse oximeter

Profesor Hui mengatakan, kendati pulse oximeter secara umum akurat, perangkat ini harus digunakan dengan benar untuk mendapatkan informasi terbaik.

- Pegang alat dengan stabil selama 30 detik: Jika kita banyak bergerak, menempatkan perangkat dalam posisi yang salah atau waktu deteksi kurang dari 30 detik, informasi yang didapat bisa jadi tidak akurat.

- Hindari cat kuku dan kuku palsu: Kuku yang dilapisi cat atau penggunaan kuku palsu akan menghalangi cahaya pada perangkat untuk menuju darah, dan ini memengaruhi hasil yang terlihat pada perangkat.

- Kondisi medis bisa berpengaruh pada hasil: Sejumlah kondisi seperti anemia atau sindrom Raynaud (kondisi di mana jari terasa dingin) juga berpengaruh pada hasil.

Profesor Hui menambahkan. kualitas teknologi di dalam pulse oximeter turut memengaruhi keakuratan pembacaan.

Jadi, alangkah baiknya jika kita tidak bergantung pada pulse oximeter karena perangkat tersebut bisa memberikan hasil yang keliru.

Baca juga: 5 Besar Pabrikan Smartwatch dan Daftar Jam Pintar Terlaris

Apakah smartwatch atau fitness tracker bisa berfungsi sebagai pulse oximeter?

Beberapa smartwatch dan fitness tracker mempunyai fungsi pulse oximeter atau disebut sensor SpO2.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com