Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Cara Mengatasi Stres akibat Pandemi yang Tak Kunjung Usai

Kompas.com - 07/09/2020, 12:25 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Misalnya, bekerja dari rumah membuat kita tak perlu menghabiskan waktu di tengah kemacetan, atau bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga. Atau, kita bisa juga bersyukur atas hal sederhana seperti kesehatan yang masih kita miliki sampai hari ini.

"Cara kita berpikir tentang sebuah situasi bisa menjadi bantuan atau penghalang. Oleh karena itu, manfaatkanlah kesempatan ini untuk menemukan sisi positif," ucap Dr. Albers.

Baca juga: 10 Hal Positif dari Masa Karantina

7. Terhubung

Untuk banyak orang, salah satu hal terberat dari pandemi adalah kehilangan relasi sosial. Kita sudah menjalaninya selama berbulan-bulan, namun bukan berarti kita boleh menyerah terhadap lingkungan sosial kita.

Menurut Dr. Albers, ada baiknya jika kita tetap berupaya untuk tetap berhubungan dekat, misalnya bertemu namun tetap menerapkan protokol jaga jarak atau cukup berbincang melalui sambungan telepon.

"Kita harus tetap menemukan cara untuk memenuhi kebutuhan sosial kita," katanya.

Baca juga: Kehidupan Sosial, Kunci Mencegah Depresi

8. Temukan cara baru menghilangkan stres

Sebelum pandemi menyerang, pergi ke pusat kebugaran atau minum kopi dengan teman-teman mungkin menjadi caramu untuk menghilangkan stres. Namun, tidak semua aktivitas lama bisa kita lakukan saat ini.

Jadi, cobalah menemukan cara baru untuk menghilangkan stres.

Kamu mungkin bisa mencoba hal-hal yang tak terpikirkan sebelumnya, seperti meditasi atau lari di luar ruangan.

Kuncinya adalah fokus mencoba hal-hal baru, alih-alih mengusahakan strategi lama yang sudah tidak lagi berfungsi.

"Daripada fokus dengan apa yang hilang, lebih baik berpikir tentang kesempatan untuk berevolusi," ungkapnya.

Baca juga: 10 Manfaat Meditasi untuk Menjaga Kesehatan Mental dan Fisik

9. Menuliskan emosi

Banyak orang memiliki perasaan stres, sedih dan frustrasi yang sama, saat ini. Maka, kamu bisa mencari teman yang memiliki perasaan sama untuk membicarakannya bersama.

Dr. Albers juga merekomendasikan untuk menuliskan emosi yang dirasakan dalam sebuah jurnal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com