Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelelahan dan Sakit Kepala, Gejala Umum Covid-19 pada Anak

Kompas.com - 08/09/2020, 10:58 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kelelahan, sakit kepala dan demam, disebut sebagai gejala Covid-19 yang paling umum terjadi pada pasien anak.

Menurut sejumlah peneliti, beberapa pasien anak lainnya juga mengalami batuk atau kehilangan kemampuan mengecap atau mencium.

Menurut para peneliti di balik aplikasi studi gejala Covid-19, data terbaru tersebut menunjukkan bahwa penyakit tersebut muncul secara berbeda pada anak dan orang dewasa.

"Kita harus mulai menyampaikan kepada orang-orang bahwa gejala kunci berbeda pada setiap usia, sehingga orang-orang jangan terpaku dengan gejala seperti demam, batuk dan kesulitan mencium."

Demikian diungkapkan oleh Professor Tim Spector dari King's College London, yang memimpin studi, seperti dilansir Guardian.

Temuan terdebut didasari laporan gejala pada 198 anak yang dites positif mengidap Covid-19, dari hampir 16.000 anak yang dites.

Tim peneliti mengatakan, orang tua dapat menguji anak-anak mereka pada saat yang sama ketika mereka sendiri mengambil tes. Artinya, mereka tetap perlu diuji meski tidak menunjukkan gejala.

Sepertiga anak-anak yang dites positif tidak menunjukkan gejala. Namun selain itu, tim menemukan bahwa anak-anak yang menunjukkan gejala, memiliki gejala yang berbeda dari orang dewasa.

Lebih dari separuh anak (55 persen) dengan gejala positif mengalami kelelahan, sementara 54 persennya mengalami sakit kepala dan hampir setengahnya mengalami demam.

Sakit tenggorokan hanya muncul pada sekitar 38 persen anak dengan gejala, sementara hampir 35 persen melewatkan makan, 15 persen mengalami ruam kulit yang tidak biasa, dan 13 persen mengalami diare.

Baca juga: Hampir Seluruh Penderita Covid-19 Memiliki 1 dari 3 Gejala Ini

Sebaliknya, tim peneliti menemukan bahwa gejala paling umum pada orang dewasa adalah kelelahan, sakit kepala, batuk terus-menerus, sakit tenggorokan, dan kehilangan penciuman.

Spector mencatat bahwa dari anak-anak yang dites positif dan memiliki gejala, sekitar setengahnya tidak memiliki salah satu dari tiga gejala utama Covid-19 yang ada di daftar National Health Service.

Maka, orangtua perlu menyadari perbedaan gejala ini.

“Yang ingin kami lakukan di sini bukanlah mendorong anak-anak untuk menjalani tes, tetapi menjauhkan mereka dari sekolah (jika menunjukkan gejala),” katanya.

Spector mengatakan, perbedaan gejala berdasarkan usia mungkin karena adanya perbedaan cara sistem kekebalan tubuh dalam menanggapi virus.

Tim peneliti meminta orangtua melacak gejala anak-anak mereka melalui aplikasi untuk membantu tim menemukan wabah di sekolah dengan cepat.

Ketua Royal College of General Practitioners Prof Martin Marshall adalah salah satu pihak yang menyambut baik hasil penelitian ini. Menurutnya, temuan tim peneliti bisa bermanfaat bagi para dokter untuk menangani Covid-19 di lapangan.

"Memahami bahwa anak-anak mungkin menunjukkan gejala yang berbeda dengan orang dewasa berguna agar dokter dan tim, serta kolega spesialis anak kami mampu mengidentifikasi virus pada anak-anak dan meresponsnya dengan tepat,” kata dia.

Baca juga: Benarkah Cegukan Jadi Gejala Baru Infeksi Covid-19?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com