Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Ruam Ketiak karena Deodoran dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 08/09/2020, 16:46 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Deodoran menjadi senjata wajib untuk mencegah bau badan, terutama ketika banyak beraktivitas di luar ruangan.

Namun, sebagian orang memiliki alergi pada kandungan dalam deodoran. Efeknya adalah mengalami ruam, kemerahan, atau sensasi terbakar di area ketiak karena menggunakan deodoran tertentu.

Pada kasus terparahnya bahkan bisa mengalami peradangan atau kulit mengelupas.

Jika kamu mengalami hal tersebut, hal pertama yang harus dilakukan adalah berhenti menggunakan deodoran tersebut. Namun, ruam ketiak juga bisa menjadi indikasi bahwa kamu sensitif terhadap bahan tertentu dalam deodoran.

Kulit ketiak sangat tipis, sehingga wajar jika seseorang mengalami sensitivitas di area tersebut, meskipun tidak mengalami iritasi di area tubuh lainnya.

Baca juga: Kulit Sensitif Jangan Asal Pakai Skin Care, Simak Tipsnya

"Kulit ketiak sangatlah tipis dan akan bereaksi terhadap lebih banyak bahan, daripada bagian tubuh lainnya," kata Nava Greenfield, M.D. dari Schweiger Dermatology Group di New York City, seperti dilansir Mind Body Green.

Ruam yang terjadi bisa disebabkan oleh beberapa hal. Seperti alergi bahan tertentu atau reaksi iritasi. Keduanya cenderung sama, sehingga agak sulit untuk menemukan indikasi ruam yang dirasakan.

Reaksi alergi adalah respons peradangan di kulit dan umumnya ditemukan oleh dokter setelah melalui pemeriksaan.

Sementara iritasi, atau terkadang disebut dermatitis kontak, biasanya lebih jarang daripada penyebab karena alergi dan umumnya terjadi karena paparan berulang dari bahan yang mengiritasi.

Jika ruam terjadi berulang dan berkepanjangan, dan kamu kesulitan menemukan pemicunya, cobalah berkonsultasi dengan dokter.

Baca juga: Kulit Ketiak Hitam? Coba Atasi dengan Lemon

Beberapa bahan dalam deodoran yang pada umumnya memicu alergi atau iritasi, antara lain:

1. Pengawet tertentu

Ketika mendengar "pengawet dalam deodoran", mungkin kamu teringat bahan "paraben" atau "triklosan".

 

 

Ilustrasi ketiakInnerVisionPRO Ilustrasi ketiak

Namun, merek deodoran paling umum dan tradisional sekalipun telah berhenti menggunakannya dalam formula mereka.

Meski begitu, bukan berarti sudah tidak ada lagi masalah pada sistem pengawet dalam produk kosmetik saat ini.

Menurut Greenfield, iritan yang umum adalah pengawet formaldehida atau pengawet pelepas formaldehida. Penyebab umumnya adalah quaternium-15, DMDM hydantoin, imidazolidinyl urea, diazolidinyl urea, polyoxymethylene urea, sodium hydroxymethylglycinate, bromopol, dan glyoxal.

Baca juga: Usir Bau Badan dengan 4 Bahan Deodoran Alami Ini

2. Soda pengembang

Ini berhubungan dengan kadar keasaman (pH). Soda pengembang memiliki pH yang sangat basa, sedangkan ketiak pada umumnya sedikit asam. Ini biasanya dilakukan dengan sengaja.

Idenya adalah ketika kita meningkatkan pH di satu area, maka lingkungan tersebut tidak akan lagi ramah terhadap bakteri penyebab bau.

Untuk diketahui, munculnya bau badan adalah karena ezim dalam strain bakteri tertentu yang berinteraksi dengan keringat, sehingga menghasilkan bau yang menyengat.

Bagi sebagian orang, kondisi pH tersebut tidak menimbulkan masalah, namun bagi sebagian lainnya perubahan pH dapat memicu reaksi.

3. Pewangi atau minyak esensial

Wewangian, baik alami atau pun sintetis, dan minyak esensial dalam beberapa kasus dapat memicu reaksi. Beberapa orang hanya mengalami reaksi terhadap aroma tertentu, misalnya alergi terhadap lavender.

Baca juga: Benarkah Minyak Esensial Efektif Menyembuhkan?

Wewangian bisa menjadi molekul yang mudah menguap, jadi sering kali wewangian membutuhkan stabilisator.

Banyak perusahaan alami telah menemukan pilihan lebih lembut yang diturunkan dari tumbuhan. Tetapi jika kamu masih menggunakan deodoran tradisional, mungkin kamu juga masih merasakan reaksi terhadap stabilisator.

Untuk diketahui, mungkin saja penyebabnya bukanlah molekul wewangian itu sendiri, melainkan bahan yang digunakan untuk menjaganya tetap segar.

Minyak esensial adalah minyak pekat yang diekstrak dari tumbuhan dalam dosis tinggi dan berpotensi mengiritasi.

Namun, reaksi tersebut bergantung pada tanaman apa yang mereka ekstrak. Beberapa orang mungkin alergi terhadap minyak esensial spesifik.

Baca juga: Bukan Setelah Mandi, Deodoran Paling Efektif Digunakan Malam Hari

Mengatasi ruam ketiak

Ruam ketiak yang disebabkan oleh deodoran pada umumnya bisa diobati sendiri dan tidak mengarah pada kondisi berbahaya.

Jika kamu mengalaminya, ketahuilah terlebih dahulu penyebabnya ketika kamu merasakan ketidaknyamanan atau adanya perubahan warna.

Aplikasikan krim atau gel penenang untuk meredakan peradangan yang terjadi atau sekadar menghidrasi area yang teriritasi. Namun, cara ini mungkin membutuhkan sedikit waktu.

"Ruam karena alergi atau iritasi umumnya perlu sekitar dua minggu untuk diatasi," ungkap Greenfield.

Beberapa bahan penenang yang bisa dimanfaatkan antara lain lidah buaya, colloidal oatmeal, krim hipoalergenik, dan kompres dingin. Jika kondisinya serius, periksakan ke dokter.

"Terkadang ada area-area yang membutuhkan pengobatan dengan resep untuk mengatasinya, sehingga pengobatan bisa difokuskan pada sel-sel peradangan yang mengalami reaksi," tuturnya.

Baca juga: Jenis Bau Badan yang Tak Boleh Diabaikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com