BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Prodia

Ditinggal Suami karena Gendut, Wanita Ini Turunkan Berat Badan 30 Kg

Kompas.com - 08/09/2020, 21:20 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Miriam Blanco, seorang perempuan berusia 33 tahun, mengaku ditinggal oleh suaminya, karena terlihat terlalu gemuk.

Saat itu, Miriam tak hanya kehilangan teman hidup, tapi juga menjadi orangtua tunggal untuk kedua anaknya.

“Saya ingat hal itu melekat dalam diri saya untuk waktu yang lama, bahkan terkadang kejadian itu masih mempengaruhi saya,” kata perempuan asal Houston, Texas, Amerika Serikat ini.

Miriam pun dilanda depresi, dan sempat menjadi sangat membenci penampilannya. Dia kehilangan kepercayaan diri.

Baca juga: Es Krim Rendah Kalori Bantu Penurunan Berat Badan, Benarkah?

Bahkan, setelah menemukan suami baru pun, Miriam tetap bersiap jika lelaki itu bakal meninggalkannya demi perempuan lain.

“Saya tidak akan marah, karena saya tahu dia bisa menemukan yang lebih baik dari saya,” ungkap pekerja farmasi ini.

Namun, belakangan Miriam mampu mengubah rasa tidak percaya diri menjadi motivasi untuk menurunkan berat badan.

Berat badan Miriam pun susut dari 98 kilogram, hingga menjadi sekitar 68 kilogram.

Namun sebenarnya, tak hanya rasa percaya diri saja yang membuatnya ingin berubah.

Pada 2015, Miriam mengalami kecelakaan mobil yang membuatnya menderita sakit punggung parah.

Dokter memberi pilihan apakah akan menjalani operasi, atau mengandalkan obat penghilang rasa sakit -yang tidak diinginkannya.

Sebaliknya, Jordan, suami Miriam yang adalah veteran Angkatan Laut menyarankan agar dia mencoba melakukan latihan punggung demi mengurangi rasa sakit.

Baca juga: Pahami, Bagaimana Kurang Tidur Rusak Usaha Penurunan Berat Badan

“Saat itu, anak perempuan saya masih kecil. Dua anak bungsu saya berusia 2-4 tahun. Mengandalkan obat pereda nyeri bukanlah pilihan,” kata Miriam.

Begitu dia mulai berolahraga dengan suami, Miriam langsung menyukainya.

Miriam pun terus berolahraga setiap hari, dan fokus pada makan sehat. Perlahan, berat badannya turun dan sakit di punggungnya membaik.

Sekarang, Miriam menjalani berolahraga setiap hari, bahkan setelah bekerja dalam shift selama 12 jam.

Dia juga memastikan memenuhi asupan protein, karbohidrat, dan lemak setiap hari.

“Jika itu sesuatu yang kamu sukai, kamu akan mencoba apa saja untuk mendapatkannya, dan itulah yang saya lakukan,” kata dia.

Ketika pertama kali memulai perjalanannya, dia merasa diintimidasi oleh gym.

“Suamiku bilang semua orang ada di sini karena alasan yang sama denganmu. Semua orang ingin menjadi versi yang lebih baik dari diri mereka,” kata dia.

Baca juga: 3 Hal yang Menghentikan Penurunan Berat Badan

Miriam bertahan, dan sekarang ia merasa dedikasi adalah kunci untuk fisik yang luar biasa.

Ia juga kerap memberi nasihat kepada orang lain yang ingin menurunkan berat badan.

“Tidak ada pil ajaib, tidak ada sihir apa pun yang akan membuatmu berhasil menurunkan berat badan,” ujar Miriam.

Inilah yang disebut berolahraga karena suatu alasan. Kerja keras dan dedikasi bakal membawa siapa pun pada tujuan yang diinginkan.

Miriam juga menyarankan banyak orang yang ingin seperti dia untuk tak mendengarkan apa kata orang, dan tetap menjalani semua yang sudak menjadi komitmen.

Sekarang, Miriam menjalani gaya hidup yang lebih sehat, dia juga yakin bahwa anak-anaknya juga makan lebih sehat.

Lebih lagi, di luar keluarganya, penurunan berat badan yang dia alami mampu menyentuh kehidupan orang lain.


komentar di artikel lainnya
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com