Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Wanita Memiliki Perlindungan Lebih Baik terhadap Covid-19?

Kompas.com - 11/09/2020, 08:08 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak dimulainya pandemi, penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa Covid-19 memengaruhi pria lebih buruk daripada wanita. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Virus corona baru tentu menjadi hal yang baru bagi para ilmuwan, dan mereka berusaha keras untuk memahami siapa yang paling berisiko.

Akan tetapi, satu hal yang ditemukan telah jelas sejak awal adalah bahwa pria berisiko lebih besar terkena penyakit serius akibat Covid-19.

“Pada awal Maret kami tertarik dengan laporan berita dari China yang menunjukkan kecenderungan jenis kelamin pria pada keparahan Covid-19, yang segera dikonfirmasi oleh data Italia yang menunjukkan hampir empat kali lipat lebih banyak pria dengan Covid-19 yang dirawat di fasilitas rawat inap, daripada perempuan,” kata Leanne Groban, MD, seorang peneliti di Wake Forest School of Medicine.

Menurut laporan bulan Juli 2020 dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), secara global, lebih banyak pria daripada wanita yang meninggal karena Covid-19 di 41 dari 47 negara.

Rasio kasus kematian karena Covid-19 juga 2,4 kali lebih tinggi di kalangan pria daripada di kalangan wanita.

Di China, tingkat kematian Covid-19 di antara pria adalah 2,8 persen, dibandingkan dengan 1,7 persen di antara wanita.

Selain itu, Covid-19 lebih banyak menyerang orang kulit berwarna lebih gelap yang disebut terjadi karena peran ras.

Meskipun datanya tidak sempurna, tetapi dengan jelas terlihat bahwa pria lebih terpengaruh oleh Covid-19 daripada wanita.

Baca juga: Urutan Gejala yang Umum Terjadi pada Penderita Covid-19

Alasan pria mungkin lebih berisiko

“Seperti kebanyakan hal dalam kedokteran, alasan yang mendasari perbedaan gender dapat bergantung pada banyak faktor,“ kata Michelle DallaPiazza, MD, seorang profesor di departemen kedokteran di Sekolah Kedokteran Rutgers New Jersey.

Sebagian besar perbedaan mungkin terkait dengan faktor sosial dan perilaku berisiko. “Perbedaan dalam faktor sosial dan gaya hidup mencakup bahwa pria lebih cenderung menjadi perokok dan konsumen alkohol, yang meningkatkan risiko infeksi pernapasan,”” ujat Michelle.

Dr Groban juga percaya perilaku berisiko mungkin memainkan peran. Ditambah lagi, pria cenderung tidak mencari pertolongan medis saat dibutuhkan, padahal penundaan pengobatan ini dapat memperburuk hasil.

Beberapa laporan juga menunjukkan bahwa pria mungkin kurang terbiasa dalam mencuci tangan dan memakai masker, yang selanjutnya dapat meningkatkan risiko mereka.

Pria juga lebih cenderung memiliki kondisi medis lain yang menempatkan mereka pada risiko lebih besar untuk kasus serius Covid-19.

“Seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung,” kata kedua dokter tersebut.

Banyak dari teori ini didukung oleh bukti ilmiah, termasuk JACC: jurnal Case Reports dari American College of Cardiology.

Faktor biologis

Tetapi selain itu, mungkin ada beberapa alasan biologis bawaan, mengapa pria lebih mungkin terkena Covid-19.

Sebagian dari ini secara harafiah ada pada gen wanita yakni, kromosom X ekstra yang dimiliki, yang berisi banyak gen yang berhubungan dengan kekebalan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com