Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Parfum Gaharu dari Jepang Ini Berharga Rp 14 Juta?

Kompas.com - 11/09/2020, 09:08 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Hypebeast

KOMPAS.com - Jika kita akrab dengan dunia wewangian, kita tahu bahwa salah satu bahan yang relatif umum dipakai untuk pembuatan parfum adalah gaharu.

Gaharu merupakan bahan yang terbuat dari resin yang muncul ketika pohon gaharu terkena penyakit. Resin ini memiliki aroma yang wangi, sehingga banyak dicari orang dan harganya pun melambung.

Saat ini gaharu sering diidentikkan dengan aroma dari kawasan Timur Tengah. Padahal bahan ini justru berasal dari Asia dan memiliki sejarah panjang di Asia Timur, terutama di Jepang.

Kebiasaan menggunakan dupa aromaterapi di Jepang membuat bahan ini mendapat perhatian khusus. Mereka bahkan membagi gaharu menjadi enam tingkatan, yaitu sasora, rakoku, sumotara, manaban, manaka, dan kyara.

Gaharu kyara yang disebutkan terakhir, memiliki kualitas tinggi dan dijual seharga 500 dollar AS (sekitar Rp 7,4 juta) per gram, karena faktor kelangkaannya.

Selain itu, hampir tidak ada perusahaan yang menjadikan gaharu kyara sebagai bahan untuk pembuatan parfum.

Namun, Di Ser, perusahaan parfum di Sapporo, Hokkaido, Jepang, menghabiskan waktu selama 15 tahun untuk menyempurnakan proses ekstrak gaharu kyara menjadi minyak yang dapat dipakai sebagai wewangian.

Apa yang dilakukan Di Ser memang memakan waktu lama, namun hasilnya sepadan. Sebab, meski gaharu kyara sudah ada selama 1.400 tahun di Jepang, belum pernah ada yang bisa memanfaatkannya sebagai bahan parfum, kecuali mereka.

Kerja keras dan waktu yang terbuang untuk mengekstrak gaharu kyara tercermin dalam parfum Kyara, produk pertama rilisan Di Ser yang dijual seharga lebih dari 1.000 dollar AS (sekitar Rp 14 juta) untuk ukuran botol 33 ml.

Di Ser mencampurkan minyak gaharu dengan aroma minyak mawar, nilam, kayu cedar, dan cendana pada parfum ini.

Baca juga: Ingin Beli Parfum Online? Ini yang Harus Dipertimbangkan

Selain parfum Kyara, Di Ser memiliki koleksi parfum yang dijual seharga 100 dollar AS atau sekitar Rp 1,4 juta per botol, dan beberapa lainnya dijual dengan harga tinggi.

Masing-masing parfum disimpan dalam botol kaca persegi yang elegan, tanpa logo, serta tutup botol berbahan kayu.

Sang pendiri perusahaan Di Ser, Yasuyuki Shinonara, mengawali usahanya dari inspirasi. Ia melakukan perjalanan panjang untuk menemukan bahan-bahan yang kemudian dipakainya dalam mengkreasikan sebuah parfum.

"Awalnya saya tidak menentukan apapun seperti bahan, harga, atau nama, tetapi saya mencari inspirasi dan mulai berkreasi di atas kanvas putih bersih."

Begitu penuturan yang diberikan Shinohara kepada Hypebeast.

Halaman:
Sumber Hypebeast
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com