Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Parfum Gaharu dari Jepang Ini Berharga Rp 14 Juta?

Kompas.com - 11/09/2020, 09:08 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Hypebeast

Kyara merupakan produk yang menempati kelas berbeda dalam lini pafrum Di Ser karena dibanderol dengan harga tinggi.

Namun, komposisi bahan-bahan alami di dalam parfum Kyara menegaskan asal parfum itu, yakni Pulau Hokkaido, tempat di mana kantor pusat Di Ser berada.

"Hokkaido memiliki luas 83.547 km persegi, 22 persen dari luas negara Jepang. Dengan banyaknya pantai dan pegunungan, tanah ini memiliki alam terbanyak di Jepang," kata Shinohara.

Ia melanjutkan, tantangan dalam menciptakan parfum berbahan alami adalah bagaimana memperoleh bahan berkualitas.

Yang menjadi keuntungan Di Ser, mereka mempunyai kemudahan akses untuk mendapatkan bahan-bahan di Hokkaido, serta metode ekstraksi yang berbeda dari rumah parfum lainnya.

Di saat Shinohara mendirikan Di Ser pada 1999, dia mengembangkan perusahaan menjadi dua cabang.

Cabang pertama merupakan badan penelitian pertanian yang disebut Luz.

Sedangkan, cabang kedua adalah bagian farmakologi bernama Essentia yang memproduksi obat herbal Jepang, dupa, dan teh herbal.

"Dalam proses pembuatan produk, kami sadar kualitas bahan mentah dan pentingnya metode ekstraksi dan mulai bertani," jelas Shinohara.

Aroma parfum Di Ser layaknya wangi terapi yang terasa halus. Parfum ini tidaklah memiliki wangi polos, bahkan kita harus menyemprotkan dengan benar agar dapat memahami kerumitan aroma dari parfum buatan mereka.

Baca juga: Cara Memilih Wewangian yang Tepat untukmu

Parfum Di Ser pertama yang rilis di tahun 2000, Tsuki, memiliki aroma geranium, jeruk limau, ketumbar, adas, dan juniper.

Kreasi lain Shinohara, Hasunoito, juga menggunakan gaharu kyara, dengan aroma mawar dan melati serta bunga yang lebih langka seperti boronia dan teratai.

Kemudian, parfum Kurokami yang diluncurkan di tahun 2020 mempunyai aroma khas mawar Jepang, dan saat tutup parfum dibuka, akan terasa aroma jeruk limau asam.

"Tahun ini kami mencoba kreasi baru," kata Shinohara menyangkut proyek yang sedang dikerjakan Di Ser di tahun 2020.

"Kami menciptakan aroma yang mengekspresikan aroma hutan. Ini adalah upaya mengekstrak aroma dari berbagai pohon, bunga, rumput, tanah, lumut, dan memadukannya."

Halaman:
Sumber Hypebeast
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com