Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/09/2020, 15:38 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Rasanya nikmat dan mudah didapat, menjadi daya tarik junk food sebagai santapan berbagai kesempatan.

Namun seperti namanya, junk food atau makanan sampah, ternyata minim kandungan gizi, bahkan bisa membahayakan kesehatan. Lalu, sebenarnya apa itu junk food? Apa bedanya dari fast food?

Mungkin Anda juga salah satu yang selama ini mengira bahwa junk food sama dengan fast food. Mari terlebih dahulu kenali junk food dan fast food.

Junk food biasanya tinggi lemak jenuh, serta gula dan sodium pada bumbu perisanya. Bagaimana dengan fast food?

Ahli gizi sekaligus co-founder salad bar Greenery, Katherin Tanujaya menjelaskan perbedaan junk food dan fast food. "Fast food adalah makanan yang disajikan dengan proses cepat, bukan berarti pasti tidak sehat," ujarnya.

Fast food memang biasanya dijual di restoran, dengan menu yang persiapannya mudah. Ada fast food yang tergolong makanan yang tidak sehat, karena mengandung lemak jenuh dan kolesterol dari proses menggoreng.

Namun, ada juga fast food yang merupakan makanan sehat. Katherin pun menyebut salad, sebagai contohnya.

Baca juga: Mengapa Junk Food Terasa Lezat di Lidah?

Apa saja yang termasuk junk food?

Junk food biasanya rasanya lezat karena memang mengandung banyak lemak, gula dan garam. Sehingga, makanan ini tinggi kalori tapi malah rendah kandungan nutrisi penting, seperti protein, serat, vitamin dan mineral.

Berikut ini makanan yang tidak asing bagi kita, namun bisa jadi tergolong junk food.

Roti

Roti yang dibuat dari tepung terigu bisa dikategorikan sebagai junk food. Terigu merupakan gandum yang digiling dengan menghilangkan bagian bernutrisi, yaitu kulit ari dan bakal biji, untuk menghasilkan tekstur yang halus.

Sereal untuk sarapan

Biasanya terbuat dari gandum, oat, beras atau jagung, makanan untuk sarapan yang banyak disukai anak-anak ini rasanya enak, karena ternyata tinggi kandungan gula. Namun, kebanyakan sereal ternyata rendah serat.

Gorengan dan makanan yang dibakar dalam waktu lama

Menggoreng dan membakar adalah metode memasak yang tidak sehat, apalagi dengan waktu memasak yang lama. Kandungan kimia penyebab kanker dan penyakit jantung juga bisa terbentuk pada suhu tinggi.

Kue, biskuit dan pastry

Makanan jenis ini biasanya dijual dalam bentuk kemasan. Makanan-makanan manis ini umumnya dibuat dari terigu dengan tambahan gula, dan mentega yang mengandung lemak jenuh, serta bahan pengawet.

Baca juga: 4 Tahap Jitu Melawan Godaan Makan Junk Food

Sering mengonsumsi junk food bisa mengakibatkan obesitas dan penyakit lainnya di kemudian hari, karena tubuh kekurangan nutrisi.

Terlalu banyak mengonsumsi junk food juga ternyata bisa memicu gangguan psikologis, seperti masalah emosional dan kepercayaan diri.

Bahaya dan dampak buruk junk food untuk kesehatan tubuh

Mengonsumsi junk food saja tidak akan mencukupi kebutuhan nutrisi. Oleh karena itu, terlalu banyak mengonsumsinya, bisa menyebabkan penyakit kekurangan nutrisi.

Minimnya vitamin penting seperti A dan C, serta mineral magnesium dan kalsium, memicu terjadinya pengeroposan tulang (osteoporosis).

Kombinasi populer dari burger, kentang goreng dan soda bisa membuat asupan kalori kita melewati batas normal. Jika melampaui 1.000 kalori sekali makan, maka akan muncul risiko kenaikan berat badan.

Menurut Kemenkes, tubuh yang kekurangan nutrisi penting akibat konsumsi junk food juga akan rentan terhadap penyakit berbahaya berikut ini:

Serangan jantung dan stroke:

Makanan tinggi kolestrol dan lemak jenuh bisa memicu penyumbatan arteri. Kondisi ini disebut aterosklerosis, dan bisa menyebabkan serangan jantung serta stroke

Tekanan darah tinggi:

Dikenal juga dengan hipertensi, penyakit ini bisa terjadi akibat konsumsi sodium atau garam berlebihan. Junk food yang rasanya asin biasanya tinggi sodium. Hipertensi ini juga meningkatkan risiko penyakit jantung.

Kanker:

Konsumsi junk food terutama jenis processed meat atau daging olahan, seperti sosis, daging asap dan bacon, juga meningkatkan risiko kanker.

Diabetes:

Junk food yang tinggi kalori dan rendah vitamin dan serat, bisa membuat kadar gula darah naik drastis.

Gangguan ginjal:

Kandungan nutrium di dalam junk food diketahui cukup tinggi. Hal ini ternyata dapat berdampak buruk bagi kinerja ginjal. Jika sudah terkena gangguan ginjal, tubuh jadi tidak dapat menyaring racun dalam darah dengan baik.

Kerusakan hati:

Jika kamu terbiasa mengonsumsi junk food tanpa berolahraga sama sekali sama saja dengan terbiasa mengonsumsi alkohol. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan parut dalam hati, sehingga hati tidak dapat bekerja secara optimal.

Baca juga: Sering Makan Junk Food, Waspadai 13 Penyakit Berikut

Agar lebih sehat, pilih pengganti junk food ini

Junk food biasanya akan membuat orang cenderung untuk makan dengan porsi yang lebih besar.

Selain itu, kebanyakan orang juga akan memilih junk food ketimbang makanan bernutrisi seimbang. Misalnya, lebih memilih untuk minum soda ketimbang air putih, atau lebih suka ngemil snack kemasan daripada buah dan sayur.

Mereka yang rutin mengonsumsi junk food bisa ovedosis kalori, lemak, gula dan karbohidrat. Pada anak-anak, makan junk food terlalu sering juga bisa membentuk pola makan. Anak pun jadi tidak suka makan makanan sehat.

Baca juga: Mengapa Junk Food Berbahaya bagi Kesehatan?

Maka, penting untuk mengetahui makanan sehat dan bahan masakan yang bisa menggantikan junk food, misalnya seperti berikut ini.

Dark chocolate:

Dark chocolate lebih kaya nutrisi dan mengandung serat, zat besi, kalium dan magnesium dibandingkan dengan milk chocolate atau cokelat putih.

Minyak zaitun:

Ketika memasak, minyak zaitun atau olive oil bisa jadi pilihan sehat pengganti mentega atau minyak.

Daging rendah lemak:

Sebagai pengganti burger, cobalah untuk mengonsumsi ikan, daging ayam, atau daging dengan kadar lemak yang lebih rendah.

Buah:

Ingin makan yang manis-manis? Daripada permen atau sereal, cobalah makan buah. Selain penuh vitamin dan serat, buah juga memiliki kandungan gula lebih rendah daripada camilan lain.

Kopi tanpa gula:

Kebanyakan minuman kopi yang dijual di coffee shop ternyata bisa mengandung 60 gram gula. Cobalah jenis kopi tanpa gula yang bisa kita buat sendiri.

Sebelum keluhan karena junk food timbul, sebaiknya selalu mencari tahu kandungan nutrisinya. Selalu batasi konsumsi junk food, serta seimbangkan asupan Anda dengan mengonsumsi makanan sehat, termasuk sayur dan buah segar.

Baca juga: Yang Terjadi Pada Tubuh saat Berhenti Konsumsi Junk Food

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com