KOMPAS.com - Situasi pandemi yang tak kunjung membaik membuat sebagian orang bertanya-tanya, mungkin kah mereka yang pernah terinfeksi kembali terinfeksi?
Jawabannya, ya dan kelihatannya demikian.
Tim peneliti dari University of Nevada memeriksa kasus seorang pasien yang terjangkit Covid-19 dua kali, yang akan menjadi infeksi ulang pertama yang teridentifikasi di Amerika Serikat.
Menurut The New York Times, berita ini muncul setelah kasus pertama yang didokumentasikan di seluruh dunia, yakni kasus seorang pasien di Hong Kong.
Penduduk Washoe County, Nevada dinyatakan positif SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan infeksi Covid-19, pada bulan April. Dia pulih dan kemudian 48 hari kemudian, pada bulan Juni, dia dites positif lagi.
Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa DNA virus berbeda di antara kedua infeksinya. Ini menunjukkan bahwa dia terinfeksi kembali oleh jenis virus yang bermutasi.
Baca juga: Ketahui, Ini Faktor yang Memperparah dan Menyembuhkan Saat Terinfeksi Virus Corona
Harapan bahwa infeksi Covid-19 akan memicu antibodi yang memberi perlindungan dalam jangka waktu yang lama sepertinya kecil kemungkinannya untuk terwujud.
Aspek rumit dari virus pernapasan seperti ini adalah virusnya cenderung berevolusi dengan cepat.
Kita menjadi rentan terhadap infeksi kedua jika kekebalan tubuh berkurang dalam beberapa bulan setelah infeksi, atau virusnya bermutasi sehingga sistem kekebalan tubuh kita tidak bisa mendeteksinya.
Menurut Wakil Direktur Medis di Westmed Medical Group di Purchase, New York, Sandra Kesh, MD, seseorang dengan gejala ringan, kemungkinan respons antibodi lebih lemah, membuat tubuh menjadi lebih rentan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.