Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terinfeksi Covid-19 Ulang, Apakah Gejalanya Lebih Parah?

Kompas.com - 14/09/2020, 11:34 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Situasi pandemi yang tak kunjung membaik membuat sebagian orang bertanya-tanya, mungkin kah mereka yang pernah terinfeksi kembali terinfeksi?

Jawabannya, ya dan kelihatannya demikian.

Tim peneliti dari University of Nevada memeriksa kasus seorang pasien yang terjangkit Covid-19 dua kali, yang akan menjadi infeksi ulang pertama yang teridentifikasi di Amerika Serikat.

Menurut The New York Times, berita ini muncul setelah kasus pertama yang didokumentasikan di seluruh dunia, yakni kasus seorang pasien di Hong Kong.

Penduduk Washoe County, Nevada dinyatakan positif SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan infeksi Covid-19, pada bulan April. Dia pulih dan kemudian 48 hari kemudian, pada bulan Juni, dia dites positif lagi.

Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa DNA virus berbeda di antara kedua infeksinya. Ini menunjukkan bahwa dia terinfeksi kembali oleh jenis virus yang bermutasi.

Baca juga: Ketahui, Ini Faktor yang Memperparah dan Menyembuhkan Saat Terinfeksi Virus Corona

Harapan bahwa infeksi Covid-19 akan memicu antibodi yang memberi perlindungan dalam jangka waktu yang lama sepertinya kecil kemungkinannya untuk terwujud.

Aspek rumit dari virus pernapasan seperti ini adalah virusnya cenderung berevolusi dengan cepat.

Kita menjadi rentan terhadap infeksi kedua jika kekebalan tubuh berkurang dalam beberapa bulan setelah infeksi, atau virusnya bermutasi sehingga sistem kekebalan tubuh kita tidak bisa mendeteksinya.

Menurut Wakil Direktur Medis di Westmed Medical Group di Purchase, New York, Sandra Kesh, MD, seseorang dengan gejala ringan, kemungkinan respons antibodi lebih lemah, membuat tubuh menjadi lebih rentan.

Di sisi lain, jika ada jenis lain dari virus corona baru yang beredar, virus dapat menghindari antibodi tersebut dan bisa sakit lagi.

Baca juga: Kelelahan dan Sakit Kepala, Gejala Umum Covid-19 pada Anak

Seorang wanita memegang tangan ibunya melalui tirai plastik setelah kunjungan diizinkan, di kediaman Ballesol di Valterna, dekat Valencia, Spanyol, Jumat (19/6/2020). Melepas rindu di tengah pandemi, orang-orang menggunakan tirai plastik sebagai solusi memeluk tanpa bersentuhan langsung guna meminimalisir risiko penularan virus corona (Covid-19).AFP/JOSE JORDAN Seorang wanita memegang tangan ibunya melalui tirai plastik setelah kunjungan diizinkan, di kediaman Ballesol di Valterna, dekat Valencia, Spanyol, Jumat (19/6/2020). Melepas rindu di tengah pandemi, orang-orang menggunakan tirai plastik sebagai solusi memeluk tanpa bersentuhan langsung guna meminimalisir risiko penularan virus corona (Covid-19).

Tingkat keparahan gejala

Dr. Kesh mengatakan, seseorang yang terinfeksi kembali seringkali hanya menunjukkan gejala ringan. Itu seperti kasus pria di Hong Kong, yang bahkan tidak menunjukkan gejala di infeksi kedua meskipun virusnya berbeda dari infeksi pertama.

Namun, ia mengatakan bahwa jika kita sakit dengan strain yang berbeda, kasusnya menjadi lain.

Para ilmuwan memastikan bahwa pria Nevada juga tertular strain yang berbeda, dan gejala Covid-19 yang kedua cenderung lebih parah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com