KOMPAS.com - Mengompol, atau enuresis, adalah hal yang umum terjadi, khususnya pada anak-anak.
Sekitar 5-7 juta anak mengompol -di mana anak laki-laki cenderung lebih banyak. Demikian data yang dikutip dari American Family Physician.
Namun kondisi ini tak perlu membuat orangtua stres, atau bahkan memojokkan serta mempermalukan anak.
Baca juga: 6 Cara Mengatasi Anak yang Sering Mengompol
Terlebih, jika anak sudah lama lepas dari popok sekali pakai, dan tiba-tiba kembali mengompol lalu, hingga mengotori kasur.
Nah, untuk lebih memahami mengapa anak-anak mengompol, dan bagaimana membantu mengatasinya, berikut ini adalah rangkuman pendapat dari dokter.
Menurut Dr. Matthew Ruderman, Ph.D., -psikolog klinis berlisensi di Pusat Pengembangan Anak dan Keluarga Providence Saint John, ada dua jenis enuresis.
“Enuresis primer adalah ketika anak tidak mengompol di malam hari (sejak usia muda),” kata dia.
"Ini sering dikaitkan dengan riwayat masalah keluarga, keterlambatan perkembangan, atau masalah fisiologis, meskipun faktor psikologis mungkin berperan,” sambung dia.
Misalnya, kandung kemih anak mungkin terlalu kecil untuk menampung jumlah urin yang diproduksi.
Atau, otot yang berkontraksi di kandung kemih mungkin lebih kuat daripada otot yang menahan urin.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.