Hukuman fisik dengan cara memukul dengan tangan atau benda, atau dengan cara mengucilkan di suatu tempat.
Tetapi hukuman psikis berupa kata-kata negatif yang merendahkan, menjatuhkan, bahkan cenderung menghakimi.
Baru-baru ini viral di media sosial seorang ibu dari Kota Malang yang memukuli anaknya memakai selang karena anaknya yang berusia 8 tahun tak juga mengerti ketika diajari matematika.
Bahkan si ibu sampai menggigit tangan kanan anaknya saking kesalnya. Bahkan, saya berkeyakinan, si ibu pasti mengeluarkan juga kata-kata negatif sebelum memukulnya.
Baca juga: 6 Cara Mengelola Stres dan Mengontrol Rasa Marah pada Anak
Kata-kata positif
Kata-kata yang keluar dari mulut orangtua memang tidak selalu bernada negatif, ada juga yang bernada positif. Kata-kata positif inilah yang seharusnya dilakukan para orangtua.
Kata-kata positif misalnya memuji anak: Kamu tuh anak pintar, cerdas, ayo rajin belajar! Jangan kecil hati, rajin pangkal pandai! Matematika sulit ya, tetapi kalau ditekuni terus pasti bisa! Jangan putus asa, kalau ada kemauan pasti ada jalan!
Kata-kata positif tersebut penuh kuasa. Sang anak akan berbesar jiwa, penuh keyakinan, tidak mudah putus asa, percaya diri, merasa dihargai.
Ada seorang anak SMA yang selalu dipuji temannya soal bermain musik. “Kamu jago ya soal musik, padahal gak pernah kursus, ini memang bakat otodidak!”
Sejak itu anak tersebut sangat percaya diri, ke sekolah malah terkadang membawa gitar. Kuasa kata-kata positif membuat anak tumbuh menjadi percaya diri, penuh semangat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.