KOMPAS.com - Kasus kekerasan terhadap anak yang berujung pada hilangnya nyawa, belum lama ini terjadi di Lebak, Banten.
Jasad bocah delapan tahun ditemukan terkubur dengan pakaian lengkap di TPU Gunung Kendeng, Kecamatan Cijaku, Lebak.
Setelah ditelusuri, rupanya anak yang masih duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar itu dianiaya sang ibu berinisial LH (26).
Konon, LH tega membunuh anaknya karena kesal lantaran korban susah diajari saat belajar online.
Baca juga: Kronologi Penemuan Jenazah Bocah Perempuan di Lebak
Terlepas dari kebenaran pengakuan itu, namun kesabaran orangtua memang kerap diuji di masa-masa proses belajar online.
Tentang kasus ini, Psikolog Mario Manuhutu, M. Si, mengaku yakin pemicu dari kejadian ini tak hanya soal masalah anak yang susah diajari saat belajar online.
Stres karena masa pandemi dan faktor lain bisa juga menjadi latar belakang kekerasan tersebut.
Di sisi lain, tak semua orang mampu mengatasi stres yang mendera.
“Orang punya toleransi terhadap situasi yang menekan itu beda-beda,” kata Mario kepada Kompas.com saat dihubungi, Selasa (15/9/2020).
Sehingga, dalam konteks perkara ini, Mario sesunguhnya mengimbau agar para orangtua mengatasi stresnya terlebih dahulu, sebelum turun tangan mengajar atau berinteraksi dengan anak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.