Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/09/2020, 12:07 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para peneliti masih terus mempelajari segala hal tentang virus corona, termasuk salah satunya keterkaitan penggunaan kacamata dengan rasio infeksi.

Dengan menganalisa data rumah sakit di Cina, para peneliti dari sebuah studi terbaru yang diterbitkan di JAMA Ophthalmology, menyadari bahwa mayoritas pasien yang dirawat karena virus corona tidak mengenakan kacamata.

Kondisi itu membuat mereka ingin mengetahui lebih lanjut apakah kacamata bisa membantu melindungi seseorang dari infeksi virus.

Penularan lewat mata

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), virus corona menular melalui tetesan pernapasan yang diproduksi ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin atau berbicara.

CDC mencatat bahwa penularan terbanyak terjadi ketika tetesan tersebut masuk melalui mulut atau hidung orang lain, sehingga mereka bisa terinfeksi.

Namun, CDC juga mengungkapkan bahwa penularan mungkin terjadi lewat cara lain. Misalnya, ketika seseorang menyentuh permukaan atau objek tertentu yang sudah bervirus, lalu dia menyentuh mulut, hidung atau matanya.

"Meski bukan cara penularan utama, tapi kami masih mempelajari lebih banyak tentang cara virus ini menyebar," ungkap CDC, seperti dilansir Independent.

Baca juga: Cegah Penularan Covid-19, Wajib Lakukan 6 Hal Ini Saat Makan di Resto

Bisakah kacamata mencegah penularan?

Sejak pandemi muncul, beberapa dokter menyarankan mereka yang memakai lensa kontak untuk beralih mengenakan kacamata.

Alasannya, kacamata membuat penggunanya lebih sedikit melakukan kontak tangan dengan mata ketimbang lensa kontak, yang artinya dapat mengurangi kemungkinan penularan virus.

Di samping itu, memilih kacamata daripada lensa kontak juga dapat mengurangi kemungkinan iritasi dan membuat penggunanya cenderung berhenti sebelum memegang matanya secara langsung.

Alasan lainnya, kacamata bisa berfungsi sebagai penghalang tetesan yang menular lewat udara (airborne).

Meskipun beberapa data menyebutkan bahwa kaca mata bisa berfungsi seperti kacamata google dan melindungi penggunanya dari virus corona, namun para pakar menilai masih terlalu dini untuk menyimpulkannya.

Spesialis penyakit menular dan profesor kedokteran di Johns Hopkins School of Medicine, Dr Lisa Maragakis memberikan komentarnya tentang penelitian di JAMA Ophthalmology.

Menurutnya, temuan tersebut tidak meyakinkan karena sejumlah alasan.

Salah satunya adalah karena penelitian itu merupakan penelitian kecil yang melibatkan kurang dari 300 kasus. Alasan lainnya adalah bahwa hasil dapat dipengaruhi oleh faktor lain, seperti adanya variabel lain yang memengaruhi risiko Covid-19.

Misalnya, bisa jadi orang yang memakai kacamata cenderung lebih tua, lebih berhati-hati dan cenderung tinggal di rumah selama wabah virus, daripada mereka yang tidak berkacamata.

“Atau mungkin orang yang mampu membeli kacamata cenderung tidak tertular virus karena alasan lain, seperti memiliki sarana untuk tinggal di tempat yang tidak terlalu ramai," ungkapnya.

Meski begitu, Dr Marakagis mengakui bahwa penelitian tersebut memiliki beberapa hal yang masuk akal secara biologis, misalnya karena di fasilitas perawatan kesehatan para tenaga kesehatan menggunakan pelindung mata.

Namun, efektivitas kacamata untuk mencegah virus corona menurutnya tetap perlu diteliti lebih lanjut, apakah memberikan tambahan perlindungan untuk masyarakat di tempat umum sama seperti penggunaan masker dan pembatasan fisik.

"Saya pikir itu masih belum jelas," katanya.

Baca juga: Berapa Jarak Aman untuk Cegah Penularan Covid-19?

Sementara itu, CDC dalam situsnya mencantumkan rekomendasi tindakan pencegahan yang harus dilakukan pekerja ketika mereka berisiko tertular penyakit menular melalui paparan mata.

Menurut CDC, pelindung mata seperti google atau face shield memberikan pelindung bagi mata dari material yang dapat menginfeksi mata, dan juga sering digunakan bersama alat pelindung diri lain.

Namun, CDC mengingatkan, pekerja harus memahami bahwa kacamata biasa dan lensa kontak tidak bisa dianggap sebagai pelindung mata.

Jadi, secara umum kacamata bisa menawarkan perlindungan bagi pemakainya dari virus corona karena pemakai cenderung lebih jarang menyentuh mata.

Kacamata juga mungkin bisa meminimalisasi jika ada tetesan respirasi yang mengenai area mata. Namun, penelitian lebih lanjut tetap diperlukan.

Baca juga: New Normal, Bagaimana Mencegah Penularan Virus Corona di Tempat Kerja?


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com