Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/09/2020, 16:59 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber

Banyak sel darah putih membuat sitokin, tetapi sel khusus yang disebut monosit dan makrofag tampaknya menjadi penyebab terbesar penghasil badai sitokin.

Baca juga: Badai Sitokin pada Pasien Covid-19 Tidak Jelas, Ini Paparannya

Ketika dikontrol dengan tepat, sel-sel tersebut dapat menjadi kekuatan positif.

Sel tersebut mampu mendeteksi dan menghancurkan ancaman, membersihkan dan memperbaiki jaringan yang rusak, hingga membawa masuk sel-sel kekebalan lain untuk membantu.

Namun, pada kasus Covid-19 parah, kerja monosit dan makrofag terhenti. Kondisi ini terutama berlaku pada pasien diabetes dan obesitas.

Glukosa tidak terkontrol

Diabetes, jika tidak dikontrol dengan baik, dapat menyebabkan tingginya kadar glukosa dalam tubuh.

Sebuah studi epidemiologi yang dilakukan pertengahan tahun kemarin menunjukkan, pada Covid-19, makrofag dan monosit merespons kadar glukosa yang tinggi dengan konsekuensi yang mengkhawatirkan.

Virus penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, membutuhkan target untuk berdiam lalu menyerang sel kita. Pilihannya adalah protein di permukaan sel yang disebut ACE2.

Glukosa meningkatkan kadar ACE2 yang ada di makrofag dan monosit, kondisi ini membantu virus menginfeksi sel yang seharusnya membantu tubuh membunuhnya.

Begitu virus berada dengan aman di dalam sel-sel ini, virus tersebut memyebabkan mereka mulai memproduksi banyak sitokin peradangan dan secara efektif memulai badai sitokin.

Semakin tinggi kadar glukosa, semakin berhasil virus menggandakan diri di dalam sel. Jadi, pada dasarnya glukosa adalah bahan bakar untuk virus.

Baca juga: Bisakah Kacamata Mencegah Infeksi Virus Corona?

Kondisi ini juga menyebabkan sel kekebalan tubuh yang terinfeksi virus membuat produk yang sangat merusak paru-paru, seperti spesies oksigen reaktif.

Tak hanya itu, virus juga mengurangi kemampuan sel kekebalan tubuh lainnya, limfosit, untuk membunuhnya.

Kondisi obesitas juga menyebabkan tingginya kadar glukosa dalam tubuh. Mirip dengan diabetes, obesitas memengaruhi aktivasi makrofag dan monosit.

Penelitian menunjukkan, makrofag dari individu yang mengalami obesitas adalah tempat yang ideal untuk berkembangnya SARS-CoV-2.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com