Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunyah Permen Karet Bisa Bantu Turunkan Berat Badan, Benarkah?

Kompas.com - 19/09/2020, 09:12 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah orang meyakini, mengunyah permen karet efektif membantu penurunan berat badan. Tapi, benarkah demikian?

Beberapa laporan menjelaskan, mengunyah permen karet bisa menjaga seseorang dari kebiasaan makan sembarangan.

Sementara, pendapat lain menyebut aktivitas tersebut bisa mengusir rasa lapar atau membantu mengencangkan kulit wajah.

Baca juga: Menelan Permen Karet Berbahaya bagi Tubuh, Benarkah?

Meski tak mutlak diyakini, namun beberapa riset menyebutkan, mengunyah permen karet ternyata menang bisa menawarkan manfaat terhadap target penurunan berat badan.

Berikut penjelasannya, seperti dilansir Healthline:

1. Menekan rasa lapar

Mengunyah permen karet diyakini bisa menekan rasa lapar, membuat kita merasa lebih kenyang.

Sehingga pada akhirnya, kita tidak terlalu mudah merasa lapar akan makanan-makanan tertentu, terutama camilan.

Sebuah studi tentang perilaku makan yang dipublikasikan Februari 2018 di Frontiers in Psychology menjelaskan tentang hal tersebut.

Mengunyah permen karet disebut dapat menekan rasa lapar setelah 10 jam berpuasa, sama efektifnya seperti minum minuman tinggi kalori.

Studi lainnya yang diterbitkan Maret 2015 meminta sebagian pesertanya untuk mengunyah permen karet tanpa gula selama 30 menit setelah makan.

Peserta yang mengunyah permen karet kemudian dilaporkan merasa lebih kenyang daripada yang tidak, dan efek tersebut dirasakan setidaknya lima menit setelah mulai mengunyah.

Lebih jauh, ulasan terhadap 15 penelitian, dengan lima di antaranya khusus mendalami tentang mengunyah permen karet, menemukan fakta spesifik.

Baca juga: Cara Jitu Lepaskan Permen Karet yang Nempel di Rambut, Sudah Tahu?

Terungkap, proses mengunyah permen karet dapat menstimulasi pelepasan hormon-hormon usus spesifik, yang pada akhirnya dapat menekan rasa lapar dan asupan makanan.

Namun, mengunyah permen karet mungkin bukan cara yang efektif untuk mengurangi rasa lapar atau asupan makanan bagi semua orang.

Selain itu, penelitian menunjukkan, mengunyah permen karet juga dapat mengurangi keinginan untuk makan buah, yang kemungkinan dapat menurunkan kualitas diet secara keseluruhan.

2. Membantu makan lebih sedikit kalori

Beberapa orang suka mengunyah permen karet di antara waktu makan karena meyakini cara itu bisa membantu untuk mengonsumsi lebih sedikit kalori sepanjang hari.

Mereka -umumnya, berharap kebiasaan itu dapat membantu menurunkan berat badan.

Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Appetite pada Juli 2018 mengungkap jawaban tentang hal ini.

Peserta penelitian yang mengunyah permen karet antara waktu sarapan dan makan siang tidak hanya merasa sedikit lapar di waktu tersebut.

Mereka juga makan sekitar 68 kalori lebih sedikit daripada yang tidak mengunyah permen karet.

Pada studi lainnya, mengunyah permen karet setelah makan disebut dapat meningkatkan diet-induced thermogenesis (DIT), yaitu jumlah kalori yang dibakar melalui pencernaan.

Namun, jumlah kalori ekstra yang dibakar sebetulnya sangat kecil.

Tak hanya itu, makan makanan yang sama namun secara lebih perlahan dan tidak terburu-buru bahkan lebih efektif dalam meningkatkan DIT daripada mengunyah permen karet.

Penelitian lebih lanjut menunjukkan, mengunyah permen karet sambil berjalan dapat membantu menurunkan berat badan.

Baca juga: Bantu Turunkan Berat Badan, Ini 7 Manfaat Permen Karet Bebas Gula

Hal ini diyakini dapat dilakukan dengan meningkatkan detak jantung dan kecepatan berjalan, yang kemungkinan dapat meningkatkan pembakaran lemak dan kalori.

Namun, pada 0,4 - 6 kalori tambahan yang dibakar setiap 15 menit berjalan, manfaatnya sebetulnya tetap kecil.

Pada akhirnya, mengunyah permen karet tidak mungkin menghasilkan penurunan berat badan yang signifikan tanpa dibarengi dengan perubahan pola makan dan gaya hidup lainnya.

Selain itu, beberapa orang mengklaim, mengunyah permen karet dapat membantu membentuk wajah dengan mengencangkan otot.

Sayangnya, tidak ada penelitian yang mendukung klaim ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com