Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengidap Covid-19 Alami Kelelahan Panjang, Bahkan Setelah Sembuh

Kompas.com - 19/09/2020, 17:32 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada awal pandemi Covid-19, kelelahan diidentifikasi sebagai salah satu dari banyak kemungkinan gejala infeksi virus corona. Meskipun, memang hal itu bukanlah gejala khas.

Kini, penelitian lanjutan menemukan, banyak pengidap Covid-19 yang masih mengalami kelelahan parah dalam jangka panjang, bahkan setelah dinyatakan sembuh. 

Penelitian baru itu dipresentasikan pada Konferensi ESCMID tentang Penyakit Virus Corona.

Baca juga: 7 Gejala Baru Infeksi Covid-19 yang Mengejutkan

Menurut penelitian tersebut, lebih dari 50 persen pasien mengalami kelelahan berkelanjutan, bahkan hingga beberapa bulan setelah dites negatif -terlepas dari seberapa parah infeksi yang dialami.

Dr. Liam Townsend dari Rumah Sakit St James dan Trinity Translational Medicine Institute, Trinity College, Dublin, Irlandia, dan koleganya memberikan penjelasan dalam sebuah pernyataan.

Dia menyebutkan, kelelahan adalah gejala umum pada pasien yang datang dengan gejala infeksi Covid-19.

Hingga saat ini, gejala umum Covid-19 sudah cukup dikenal oleh masyarakat, namun konsekuensi jangka menengah dan panjang dari infeksi virus tersebut, masih belum dieksplorasi.

Studi kecil tersebut melibatkan 128 peserta yang direkrut sekitar 2,5 bulan setelah mengalami sakit.

Baca juga: Ketahuilah, Faktor-faktor yang Menambah Parahnya Infeksi Covid-19

Meskipun gejala mereka seharusnya sudah mereda pada saat itu, lebih dari setengah responden mengaku masih mengalami kelelahan.

Dr. Townsend mengungkapkan, secara khusus, kekhawatiran telah dikemukakan bahwa SARS-CoV-2 berpotensi menyebabkan kelelahan yang terus-menerus, bahkan setelah mereka yang terinfeksi pulih dari Covid-19.

Dalam penelitiannya, Dr. Townsend menyelidiki apakah pasien yang sembuh dari infeksi SARS CoV-2 tetap mengalami kelelahan setelah pemulihan fisik.

Lalu mereka juga melihat apakah ada hubungan antara kelelahan parah dan berbagai parameter klinis.

"Kami juga memeriksa persistensi penanda penyakit di luar resolusi klinis infeksi," ungkap dia.

Mereka tidak menemukan petunjuk untuk menjelaskan mengenai kelelahan berkepanjangan yang terjadi.

Namun, mereka mencatat, dua pertiga dari pasien yang mengalami kelelahan terus-menerus -atau sekitar 67 persen, adalah wanita.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com