KOMPAS.com - Pada awal pandemi Covid-19, kelelahan diidentifikasi sebagai salah satu dari banyak kemungkinan gejala infeksi virus corona. Meskipun, memang hal itu bukanlah gejala khas.
Kini, penelitian lanjutan menemukan, banyak pengidap Covid-19 yang masih mengalami kelelahan parah dalam jangka panjang, bahkan setelah dinyatakan sembuh.
Penelitian baru itu dipresentasikan pada Konferensi ESCMID tentang Penyakit Virus Corona.
Baca juga: 7 Gejala Baru Infeksi Covid-19 yang Mengejutkan
Menurut penelitian tersebut, lebih dari 50 persen pasien mengalami kelelahan berkelanjutan, bahkan hingga beberapa bulan setelah dites negatif -terlepas dari seberapa parah infeksi yang dialami.
Dr. Liam Townsend dari Rumah Sakit St James dan Trinity Translational Medicine Institute, Trinity College, Dublin, Irlandia, dan koleganya memberikan penjelasan dalam sebuah pernyataan.
Dia menyebutkan, kelelahan adalah gejala umum pada pasien yang datang dengan gejala infeksi Covid-19.
Hingga saat ini, gejala umum Covid-19 sudah cukup dikenal oleh masyarakat, namun konsekuensi jangka menengah dan panjang dari infeksi virus tersebut, masih belum dieksplorasi.
Studi kecil tersebut melibatkan 128 peserta yang direkrut sekitar 2,5 bulan setelah mengalami sakit.
Baca juga: Ketahuilah, Faktor-faktor yang Menambah Parahnya Infeksi Covid-19
Meskipun gejala mereka seharusnya sudah mereda pada saat itu, lebih dari setengah responden mengaku masih mengalami kelelahan.
Dr. Townsend mengungkapkan, secara khusus, kekhawatiran telah dikemukakan bahwa SARS-CoV-2 berpotensi menyebabkan kelelahan yang terus-menerus, bahkan setelah mereka yang terinfeksi pulih dari Covid-19.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.