KOMPAS.com - Selama ini kita selalu mendengar saran yang sama mengenai bagaimana memperoleh kesejahteraan emosional. Selain olahraga teratur, kita juga perlu mengonsumsi makanan sehat, memiliki makna dan tujuan, serta berbuat baik kepada orang lain.
Tapi, untuk hal yang disebutkan terakhir --berbuat baik-- tampak sedikit lebih rumit dibandingkan apa yang kita bayangkan, menurut studi terbaru.
Studi yang diterbitkan di Psychological Bulletin ini meninjau sebanyak 201 studi tentang perilaku yang didefinisikan sebagai prososial, serta pengaruhnya terhadap kesehatan dan kualitas hidup seseorang.
Penulis utama studi, Bryant Hui, Ph.D., asisten profesor peneliti di University of Hong Kong mengatakan, perilaku prososial cenderung memiliki dampak signifikan di masyarakat karena dapat memengaruhi banyak orang.
Perilaku prososial meliputi kerja sama, kepercayaan, kasih sayang, dan altruisme (memerhatikan dan mengutamakan kepentingan orang lain).
Ia mencontohkan, seseorang yang melakukan sesuatu secara sukarela bisa berdampak besar di kemudian hari.
Baca juga: Deretan Aksi Sosial Para Artis Melawan Wabah Covid-19
Ada kaitan antara perilaku prososial, kesehatan fisik, dan fungsi psikologis, menurut Hui.
"Ini bukan pendorong besar, namun tetap mempunyai arti."
Jenis perilaku prososial tertentu bisa memberikan kita kesejahteraan yang lebih baik.
Perbuatan baik yang tidak direncanakan, entah itu membantu tetangga atau mentraktir teman lama yang bertemu tak sengaja, cenderung memberi kesejahteraan yang lebih tinggi dibandingkan kebaikan "terencana", seperti menjadi sukarelawan di sebuah kegiatan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.