Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/09/2020, 19:05 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ribuan orang yang pernah terinfeksi Covid-19 melaporkan masih mengalami gejala, bahkan setelah mereka dinyatakan sembuh.

Gejala yang dialami bervariasi, mulai dari demam, kabut otak, kehilangan memori, mimisan, sesak napas, kehilangan pengelihatan, dan lainnya.

Business Insider berbicara pada 80 orang yang memiliki gejala menetap tersebut.

Sementara kasus Covid-19 terus bertambah di banyak negara, jumlah pasien sembuh yang mengalami gejala menetap seperti mereka akan bertambah.

Elisa McCafferty, seorang pekerja asal Reading, Inggris, yang mengalami kondisi tersebut mengatakan, beberapa orang beruntung karena bisa pulih dalam beberapa pekan setelah dinyatakan positif. Namun, tidak semua seberuntung mereka.

"Bagi kami pemulihan butuh waktu yang lebih lama," katanya, seperti dilansir Business Insider.

Baca juga: UPDATE 22 September: 184.298 Pasien Sembuh dari Covid-19

Elisa Miolene sudah melewati lebih dari 115 hari sejak ia dites positif Covid-19, namun masih merasakan gejala yang sama seperti hari-hari awal.Tangkap layar Business Insider Elisa Miolene sudah melewati lebih dari 115 hari sejak ia dites positif Covid-19, namun masih merasakan gejala yang sama seperti hari-hari awal.

Cerita lainnya disampaikan oleh warga San Antonio, Amerika Serikat, Hector Martinez (33). Sebelum terinfeksi Covid-19, ia mengaku tak memiliki masalah kesehatan mental namun kini ia merasakan kecemasan dan depresi.

Empat bulan setelah merasakan gejala pertama, ia masih merasa sakit, selalu merasa kelelahan dan mengalami kabut otak.

"Pada beberapa hari aku merasa bahagia tapi di beberapa hari lainnya aku merasa tidak memiliki perasaan apapun," ujarnya.

Baca juga: Kehidupan Sosial, Kunci Mencegah Depresi

Martinez adalah seorang tukang listrik. Namun, ketika ia kembali bekerja pada Juli lalu, anehnya ia tidak mampu mengingat bagaimana cara memasang sakelar lampu.

"Rasanya seperti aku pertama kali melakukannya. Aku menangis di perjalanan pulang dan berpikir, mengapa ini bisa terjadi padaku?" katanya.

Kini, ia hanya bisa bekerja beberapa hari dalam satu waktu dan merasa tidak aman tentang masa depannya.

Kurang diperhatikan

Sayangnya, gejala akibat virus korona yang menetap ini masih belum menjadi perhatian serius, seperti perlombaan untuk menemukan vaksin.

Namun, setidaknya beberapa dokter menyadari hal itu. Ahli saraf Svetlana Blitshteyn, misalnya, mengatakan pernah merawat beberapa pasien dengan kasus seperti Martinez.

Baca juga: Cerita Pelajar 18 Tahun di Kulon Progo, Jalani 25 Kali Tes Swab hingga Sembuh dari Covid-19

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com