Sasaran program kesehatan gigi dan mulut di Jepang mencakup segala faktor usia. Mulai dari Ibu hamil sampai dengan anak usia 6 tahun.
Program nasional ini digratiskan oleh pemerintah, dan semua data kesehatan dilaporkan ke departemen kesehatan dan dipublikasikan setiap tahun.
Bagi anak usia sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah atas, pemeriksaan gigi dilakukan di sekolah oleh setiap dokter gigi di sekolah tersebut, termasuk pemberian edukasi mengenai pencegahan gigi berlubang dan kesehatan gusi.
Selanjutnya, survei dan data pemeriksaan gigi dikumpulkan dan dipublikasikan setiap tahun oleh Kementerian Pendidikan.
Baca juga: Perawatan Alternatif Gigi Berlubang Tanpa Dibor dan Ditambal
Program kesehatan gigi dan mulut untuk populasi usia dewasa didasarkan pada tanggung jawab setiap individu untuk melakukan perawatan.
Meski pun sistem asuransi telah berkontribusi pada kemudahan akses perawatan gigi bagi populasi usia dewasa, namun proporsi kunjungan rutin ke klinik gigi tidak tinggi.
Oleh karena itu, kelompok usia ini masih perlu didorong untuk mengunjungi dokter gigi secara teratur untuk mencegah penyakit gigi.
Jepang dikenal sebagai negara yang banyak memiliki masyarakat dengan usia sangat lanjut atau “super aging society”.
Pada tahun 1989, Kementerian Kesehatan dan Asosiasi Kedokteran Gigi Jepang membuat kampanye nasional bertajuk kampanye delapan puluh-dua puluh atau “8020 (Eighty-Twenty) Campaign”.
Baca juga: Resep Panjang Umur dari Orang Tertua di Dunia
Angka 80 menandakan angka harapan hidup rata-rata orang Jepang saat itu, dan angka 20 mengindikasikan angka kiritis dari jumlah gigi asli yang diharapkan masih tetap ada, yang berfungsi untuk menjaga kelangsungan hidup melalui makan dan mengunyah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.