KOMPAS.com - Sejumlah orang masih mengabaikan pemakaian tabir surya. Padahal, Indonesia merupakan negara tropis yang mendapatkan paparan sinar matahari melimpah sepanjang tahun.
Menurut BMKG, Indeks UV di Indonesia berada di atas angka 11, yang artinya memiliki risiko bahaya sangat ekstrem.
Indeks UV merupakan standar global untuk menjelaskan tingkat paparan radiasi sinar matahari menggunakan nilai 1 - 11+.
“Sekitar 80 persen penunaan dini, seperti vlek hitam, keriput, atau pun warna kulit tidak merata, disebabkan karena sinar ultraviolet,” kata dr.Arini Astari Widodo, Sp.KK dalam acara peluncuran Anessa Perfect UV Suncreen Skincare secara virtual (23/9/2020).
Efek terparah dari paparan sinar matahari berlebihan adalah kulit terbakar, kemerahan, hingga kanker kulit. Penelitian bahkan menunjukkan, 5 kali kulit terbakar (sunburn) akan menggandakan risiko terjadinya melanoma atau kanker kulit.
Itu sebabnya, menurut Arini penggunaan tabir surya (sunscreen) tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Baca juga: Memilih Tabir Surya Sesuai Kondisi Kulit
Sunscreen yang ideal untuk orang di negara tropis seperti Indonesia adalah memiliki perlindungan ganda terhadap sinar ultraviolet A dan ultraviolet B, serta terasa nyaman dan tak bikin lengket.
“Tipe kulit kebanyakan orang Indonesia adalah sawo matang, sehingga kalau pigmennya banyak maka risiko hiperpigmentasi atau vlek hitam juga tinggi,” katanya.
Selain itu, karena iklim kita panas dan lembab, kulit pun jadi gampang berjerawat dan merah-merah. Penggunaan tabir surya pun mudah luntur dan harus sering diulang. Ini berarti, kita butuh produk tabir surya yang tidak lengket dan tidak gampang luntur.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.