KOMPAS.com - Sebuah studi pada pertengahan tahun 2020 menunjukkan bahwa ada tren berkurangnya pria muda yang tertarik berhubungan langsung dengan orang lain, dan salah satu pemicunya adalah pornografi.
Mudahnya mengakses internet termasuk konten pornografi adalah faktor yang membuat pria berusia 18-24 tahun memilih tidak terikat dengan siapapun.
Di sisi lain, pornografi juga dapat melemahkan komitmen dalam hubungan pernikahan. Apa yang disuguhkan dalam pornografi membuat impresi tentang hubungan seksual serta tubuh pasangan menjadi bergeser.
Mengapa pornografi bisa merusak hubungan?
Berdasarkan definisinya, pornografi adalah deskripsi atau pertunjukan aktivitas seksual dalam bentuk literatur, film, dan lainnya untuk memberi stimulasi erotis.
Dalam sebuah hubungan, stimulasi atau kedekatan emosional yang intim sebenarnya terwakili oleh kehadiran satu sama lain secara fisik.
Ketika pasangan memiliki kedekatan emosional yang baik, maka tingkat kepuasan terhadap kehidupan seksual mereka pun jauh lebih kuat. Artinya, tak perlu mencari stimulasi erotis lagi dari orang lain maupun konten-konten pornografi.
Sebaliknya ketika seseorang yang sudah terikat dalam sebuah hubungan justru mencari kepuasan lewat pornografi, itu menjadi tanda tanya besar.
Beberapa alasan mengapa pornografi adalah hal yang berpotensi merusak hubungan:
1. Ekspektasi tidak realistis
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.