Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/09/2020, 14:34 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Eat This

KOMPAS.com - Olahraga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, namun kita juga tidak disarankan untuk melakukannya secara berlebihan.

Menariknya, ternyata praktik olahraga berlebih dialami oleh banyak orang, terutama para pemula.

"Kita bisa mengalami olahraga berlebih jika memiliki nutrisi yang buruk, tidur yang buruk, dan stres, tubuh tidak akan dapat mentoleransinya."

Begitu kata ahli tulang dengan spesialisasi rehabilitasi, yang juga pemilik Back in Action, Dr. Donna Copertino.

Baca juga: 8 Jenis Olahraga untuk Mendampingi Diet

Menurut dia, olahraga penting untuk dilakukan rutin setiap hari. Namun perlu diingat, tubuh juga membutuhkan waktu pemulihan 1-2 hari, agar otot-otot bisa memperbaiki diri dan menjadi lebih kuat.

Pandangan senada diberikan pakar kesehatan masyarakat dan instruktur kebugaran bersertifikasi, Shauna Harrison.

Dia mengatakan, ada banyak orang mengejar target tertentu, sehingga tak menyadari adanya tanda-tanda fisik, mental, dan emosional yang diberikan tubuh.

Kondisi itulah yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya olahraga berlebih.

"Kita semua cenderung ingin mencapai tujuan lebih cepat dari yang kita butuhkan. Kecenderungan itu membuat kita dalam masalah," kata Harrison.

Nah, kita sudah tahu bahwa olahraga berlebih tidak baik, lalu apa saja tanda-tandanya?

1. Kelelahan meski tidur cukup

Setiap orang pada umumnya disarankan tidur selama 7-9 jam setiap malamnya.

Jika kita merasa sudah memenuhi durasi tersebut, namun tubuh tetap capek, hal itu bisa menjadi tanda tubuh kelelahan karena olahraga berlebih.

Beberapa orang bahkan mengalami sulit tidur, atau mendengkur setelah olahraga berlebih.

2. Sering cedera

Otot tegang dan tertarik, peradangan, dan fraktur stres adalah jenis cedera olahraga umum yang dapat terjadi karena terlalu banyak berolahraga.

Baca juga: Usia Terus Bertambah, Jaga Kesehatan Otot dengan Buah Delima

"Saya melihat akumulasi ketegangan di otot, apakah itu sesak atau nyeri atau kehilangan gerakan, itu pertanda cedera dan biasanya merupakan tanda awal olahraga berlebihan," kata Copertino.

Demi mengurangi risiko cedera ini, gabungkanlah peregangan dinamis dan latihan fleksibilitas ke dalam sesi olahraga.

Kita juga dapat mengganti-ganti pola latihan sehingga tidak hanya melakukan satu jenis latihan, misalnya selalu lari atau bersepeda.

"Cross-training membantu mengurangi risiko cedera karena olahraga berlebih."

"Sebab, kita menggerakkan tubuh dengan cara yang berbeda sehingga tidak akan menimbulkan cedera stres berulang," kata Harrison.

Meski sudah melakukan cross-training, bukan berarti kita bakal terhindar sepenuhnya dari risiko olahraga berlebih.

Ingatlah untuk tetap meluangkan waktu pemulihan dan beristirahat, sebagai kunci mencegah cedera.

3. Sering sakit

Kebanyakan orang sudah mengalami stres karena menjalani rutinitas harian, seperti bekerja dan sekolah.

Olahraga adalah bentuk pelepasan stres yang baik, namun hal baik sekalipun bisa menjadi buruk jika dilakukan secara berlebihan.

Menurut Harrison, dengan memaksa tubuh berada di bawah tekanan secara konstan, sistem kekebalan tubuh bisa terdampak.

Ketika hal itu terjadi, tubuh akan rentan terhadap serangan bakteri atau virus, sehingga kita akan lebih mudah sakit.

4. Lesu dan suasana hati mudah berubah

Olahraga berlebih juga bisa berdampak pada kesehatan mental. Bentuknya bisa bermacam-macam.

Baca juga: Benarkah Perbuatan Baik Menyehatkan Mental?

Namun jika kita bisa menyadarinya, lebih baik beristirahatlah sejenak untuk masa pemulihan yang cukup bagi tubuh dan pikiran.

"Saya melihat beberapa pasien yang mengalami kelelahan, mereka merasa lesu dan depresi," kata Copertino.

Di waktu jeda, kita bisa melakukan latihan meditasi atau sekadar menghabiskan waktu menyaksikan serial televisi favorit.

Ingatlah bahwa mengistirahatkan mental sama pentingnya dengan mengistirahatkan fisik.

5. Makan berlebih

Ketika berolahraga, tubuh memerlukan banyak kalori untuk memberikan energi pada tubuh di sisa hari.

Namun, olahraga berlebih juga bisa menyebabkan seseorang makan berlebihan setelah berolahraga.

Hal itu terjadi karena adanya ghrelin atau hormon lapar yang menstimulasi napsu makan.

Memang tidak ada salahnya menambah sedikit camilan. Namun jika kita mengonsumsinya secara rutin setelah perut kenyang, bukan tak mungkin kita akan mengalami kekenyangan dan rasa tidak nyaman.

Jadi, amat penting untuk menerapkan mindful eating atau makan dengan penuh kesadaran, sehingga kita lebih mampu menangkap sinyal tubuh ketika kenyang.

Baca juga: Makan Salad Juga Bisa Kenyang, Simak Tipsnya

Meski begitu, pastikan tubuh mengonsumsi cukup kalori setelah berolahraga. Sebab, kekurangan kalori akan memperlambat kemajuan kebugaran.

6. Kurang termotivasi

Semangat memang naik-turun sepanjang perjalanan kebugaran seseorang.

Namun, olahraga berlebih juga dapat membuat seseorang kurang termotivasi, dan pada akhirnya tidak bersemangat ketika berolahraga.

Menurut Harrison, banyak orang tidak memerhatikan itu, dan terus berpikir untuk berlatih lebih keras lagi.

Padahal, bukan itu masalahnya. Memaksa diri untuk berolahraga ketika sebetulnya tidak ingin akan menyebabkan bentuk yang tidak baik, dan kita lebih rentan mengalami cedera.

7. Tidak mendapatkan kemajuan

Jika kita sudah rutin berolahraga selama berbulan-bulan, namun berhenti mendapatkan hasil yang positif, bisa jadi itu juga adalah tanda olahraga berlebih.

Setelah tubuh beradaptasi dengan jenis olahraga tertentu, banyak orang tak lagi melihat hasil.

Itulah mengapa, penting untuk melakukan peregangan, menjaga tubuh tetap terhidrasi dan melakukan latihan fleksibilitas.

"Jangan menyepelekan manfaat hari istirahat. Saya juga meluangkan waktu untuk beristirahat, dan ketika kembali saya melihat tubuh menjadi jauh lebih kuat," kata Harrison.

 
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Eat This
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com