Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Memencet Jerawat Sembarangan dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 28/09/2020, 14:14 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memencet jerawat di wajah terkadang kita lakukan tanpa sadar dan bisa menjadi kebiasaan.

Dermatolog Dr. Joshua Zeichner memahami bahwa jerawat yang merah dan matang memang membuat kita tidak nyaman dan tidak enak dilihat, namun bukan berarti kita boleh sembarangan memencetnya.

Memencet jerawat bisa mengganggu pelindung kulit (skin barrier) dan menimbulkan luka. Kondisi itu memungkinkan lebih banyak bakteri masuk, yang dapat menyebabkan infeksi.

Skenario terbaiknya adalah biarkan jerawat mengering dan sembuh tanpa meninggalkan bekas. Memicu luka bekas jerawat secara sengaja hanya hanya akan menyebabkan lebih banyak iritasi dan kemungkinan jaringan parut.

Jadi, jauhkan tanganmu dan biarkan jerawat sembuh sendiri.

Baca juga: 5 Faktor Utama Pemicu Jerawat pada Wanita, Sudah Tahu?

Mencegah keinginan memencet jerawat

Psikiater yang memiliki spesialisasi pada gangguan mengelupasi kulit, Dr. Lisa Zakhary mengatakan, salah satu cara paling efektif untuk berhenti memencet jerawat adalah dengan mengidentifikasi dan mengatasi pemicunya.

Zakhary mengatakan, banyak orang tak tahan untuk mengelupasi atau mengutak-atik sesuatu di kulit sesuatu sebagai cara untuk mengatasi kecemasan, depresi, atau emosi negatif.


IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Jika kamu menyadari perasaan yang membuatmu ingin mengelupasi sesuatu, dalam hal ini memencet jerawat, Zakhary merekomendasikan untuk melakukan beberapa hal:

1. Menahannya

Alihkan perhatian dengan melakukan respons yang bersaing, seperti mengepalkan tangan, dan menunggu dorongan itu berlalu.

Beberapa orang cenderung "gatal" ingin memencet jerawat pada waktu atau lokasi tertentu, misalnya ketika bercermin.

Kamu harus berusaha menghindari situasi yang membuatmu akan secara tidak disadari memencet jerawatmu. Misalnya, Zeichner menyarankan agar kamu tidak bercermin sebelum tidur.

Baca juga: 6 Hal di Balik Sukses Perawatan Kulit Glowing Ala Perempuan Korea

"Ketika kita lelah, kita cenderung mengambil pilihan yang lebih buruk," tulis Zeichner dalam email kepada Insider.

Zeichner juga merekomendasikan untuk membuang cermin pembesar karena akan memembuatmu melihat noda yang tidak akan terlihat oleh mata telanjang.

2. Buat memencet jerawat sulit dilakukan

Cara lainnya adalah kontrol stimulus, atau membuatnya lebih sulit dengan mengubah lingkungan.

Perban hidrokoloid yang biasa dijual sebagai stiker jerawat atau perban lepuh dapat berfungsi sebagai pelindung untuk menjauhkan tangan dari jerawat sekaligus menyerap kelebihan cairan dan membantu proses penyembuhannya.

Baca juga: Plester Jerawat, Benarkah Ampuh Obati dan Hilangkan Jerawat?

Kamu juga bisa membalut perban di sekitar jari agar memencet jerawat menjadi lebih sulit.

Cara sederhana lainnya adalah menjaga kuku tetap pendek, namun hal ini tergantung pada kebiasaan individu.

Zakhary mengatakan, beberapa pasiennya merasa lebih sulit untuk mencabut kuku jika mereka memiliki kuku akrilik atau manikur gel.

Selain itu, kamu juga bisa menyibukkan tangan saat keinginan memencet datang.

3. Meminta bantuan

Memencet jerawat memang dilakukan banyak orang, namun kebiasaan mengelupasi kulit ternyata bisa menjadi gejala gangguan mental.

Zakhary mendefinisikannya sebagau gangguan yang menyebabkan ketidaknyamanan dan kerusakan.

Baca juga: Bahaya Kesehatan di Balik Kebiasaan Menggigit Kuku

Jika kamu bisa berhenti melakukannya dengan usaha sendiri, maka itu hanya sekadar kebiasaan normal. Tetapi, ada beberapa orang yang memerlukan bantuan profesional untuk berhenti.

Sebab, gangguan pengelupasan kulit dapat diobati dengan terapi perilaku kognitif dan pengobatan jika perlu.

Namun, menurut Zakhary, kurang dari 20 persen orang yang akan benar-benar mencari segala jenis perawatan untuk mengehentikan kebiasaan yang mereka alami.

"Itu karena kebanyakan orang tidak tahu bahwa pengelupasan kulit adalah suatu gangguan yang bisa ditolong atau dirawat. Dan juga, banyak orang yang malu mengakuinya," kata dia.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com