KOMPAS.com - Diperkenalkan pada 1983 sebagai "sepatu untuk setiap pelari," Nike Pegasus kini mendapatkan reputasi dalam komunitas lari sebagai sepatu training yang dapat diandalkan.
Ia mendapat nama Pegasus --atau kuda terbang dalam mitologi Yunani-- bukan tanpa alasan. Sepatu ini memang dirancang agar membawa pemakainya serasa terbang saat berlari.
Namun Pagasus pertama dengan yang ada saat ini sudah berbeda. Selama 37 tahun, Pegasus mengalami perubahan secara bertahap dan menjadikannya sepatu yang lebih modern secara teknologi.
Evolusi Pegasus yang dibuat selangkah demi selangkah pada setiap modelnya itu hingga kini berlanjut dengan seri terbarunya, yaitu Nike Air Zoom Pegasus 37.
Namun pada menit-menit terakhir ia memutuskan mengganti sepatunya dengan Pegasus, dan ketakutannya terhadap cedera segera menghilang ketika merasakan sepatunya bisa diandalkan.
Saat berbicara kembali mengenai model Pegagus yang paling awal, Samuelson menyebut bahwa dalam perkembangannya Pegasus tetap konsisten dalam membantu pelari mendapatkan performa terbaiknya.
“Inovasi, desain, dan fungsi Pegasus telah menjadi jauh lebih baik. Karenanya, sepanjang karir saya, ketika saya tidak yakin apakah saya bisa menempuh jarak tertentu, Pegasus adalah sepatu pilihan saya," ujarnya.
Meski begitu, kantung ini dua kali lebih tebal dari kantung Pegasus 36 Zoom Air, sehingga memberikan lebih banyak energy-return.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.