Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kebiasaan yang Sebabkan 20 Persen Kematian pada Penyakit Jantung

Kompas.com - 29/09/2020, 09:45 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber WHO

KOMPAS.com - Setiap tahunnya, sebanyak 1,9 juta orang meninggal karena penyakit jantung akibat tembakau.

Data ini diungkapkan dalam laporan singkat baru yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Federasi Jantung Dunia dan Universitas Newcastle Australia menjelang Hari Jantung Dunia, yang diperingati setiap 29 September.

Angka tersebut setara dengan satu dari lima kematian akibat penyakit jantung. Maka mengurangi penggunaan tembakau bisa cukup signifikan mengurangi risiko serangan jantung.

WHO menekankan bahwa perokok lebih mungkin mengalami kejadian kardiovaskular akut pada usia yang lebih muda, daripada orang yang tidak merokok.

Konsumsi beberapa batang rokok sehari, sesekali merokok, atau terpapar asap rokok orang lain dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Namun jika perokok segera mengambil tindakan dan berhenti, maka risiko penyakit jantung akan menurun hingga 50 persen setelah satu tahun tidak merokok.

Sayangnya, fakta tentang tembakau dan manfaat kesehatan dari berhenti merokok masih gagal mengajak banyak orang berhenti merokok.

Baca juga: 5 Alasan Kamu Harus Berhenti Merokok Mulai Hari Ini

Menurut Ketua Kelompok Pakar Tembakau Federasi Jantung Dunia, Dr Eduardo Bianco, fakta tentang manfaat kesehatan dari berhenti merokok harus terus disebarluaskan, termasuk mendorong upaya advokasi pengendalian tembakau.

Laporan singkat tersebut juga menunjukkan bahwa tembakau tanpa asap bertanggung jawab atas sekitar 200.000 kematian akibat penyakit jantung koroner per tahun.

Rokok elektrik juga tidak berarti lebih baik, karena dapat meningkatkan tekanan darah yang menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.

Selain itu, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung juga meningkatkan risiko Covid-19 yang parah.

Sebuah survei WHO baru-baru ini menemukan bahwa di antara orang yang meninggal karena Covid-19 di Italia, 67 persennya memiliki tekanan darah tinggi dan di Spanyol 43 persennya adalah penderita penyakit jantung.

"Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk melindungi kesehatan rakyatnya dan membantu membalikkan epidemi tembakau."

"Menjadikan masyarakat lebih bebas rokok sehingga mengurangi jumlah pasien masuk rumah sakit terkait tembakau. Ini menjadi jauh lebih penting daripada sebelum ada pandemi," kata Pimpinan Unit WHO No Tobacco Unit, Dr. Vinayak Prasad.

Pengendalian tembakau adalah elemen kunci untuk mengurangi penyakit jantung.

Beberapa langkah bisa dilakukan pemerintah untuk membuat masyarakat berhenti mengonsumsi produk tembakau, seperti meningkatkan pajak atas produk tembakau, memberlakukan larangan iklan tembakau, dan menawarkan layanan untuk membantu orang berhenti merokok.

Baca juga: Mengapa Kebiasaan Merokok Bisa Bahayakan Jantung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber WHO
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com