Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/09/2020, 13:21 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

5. Gangguan kesehatan mental

Tingkat energi dipengaruhi oleh kualitas dan durasi tidur. Jangan pernah meremehkan dampak fisik dari stres, kecemasan, dan depresi pada tubuh.

"Stres adalah alasan nomor satu kita tidak bisa tidur,” kata Dr. Bradley.

Ketika otak merasakan peristiwa yang membuat stres, otak akan melepaskan hormon kortisol untuk membuat kita lebih waspada. Meskipun aliran kortisol itu bisa menyelamatkan hidup, namun kortidol akan merusak kualitas tidur.

Baca juga: Pengidap Covid-19 Alami Kelelahan Panjang, Bahkan Setelah Sembuh

Stres, depresi, dan kelelahan semuanya saling berkaitan erat. Di samping itu, karena banyak gejala depresi dan kelelahan yang tumpang tindih, maka sulit untuk menentukan kondisi mana yang harus ditangani terlebih dahulu.

Selain berkonsultasi dengan dokter, beberapa teknik menenangkan pikiran juga bisa kamu coba, di antaranya:

- Mendengarkan podcast tidur yang berisi suara menenangkan, suara alam sekitar, atau ASMR (respons meridian sensorik otonom).

- Lakukan peregangan. Pose yoga sederhana juga bisa membantu melepaskan ketegangan di seluruh tubuh dan memberi sinyal ke otak bahwa sudah waktunya untuk beristirahat.

- Melakukan praktik meditasi kesadaran atau meditasi tidur, yang sering kali melibatkan pernapasan terfokus.

Baca juga: Bangun Tidur Malah Merasa Lelah, Apa Sebabnya?

6. Lingkungan tidur yang kurang mendukung

Kualitas tidur berperan besar dalam menentukan energi kita di siang hari. Untuk tidur nyenyak dan nyaman, kita perlu menciptakan suasana kamar tidur yang sejuk, gelap dan bebas dari gangguan.

Lihatlah ke sekeliling kamar, mungkin ada beberapa hal yang tanpa disadari mengganggu tidurmu.

Beberapa langkah berikut bisa kamu lakukan untuk menciptakan suasana tidur yang lebih kondusif:

- Mengontrol suara

Cobalah mengurangi gangguan suara yang mungkin bisa membuatmu bangun di tengah malam. Jika pasanganmu mendengkur, misalnya, konsultasikan dengan dokter untuk mendaparkan cara alami menghentikan dengkuran.

- Mematikan cahaya

Cahaya biru yang dipancarkan dari ponsel, televisi, atau komputer membuat otak tetap waspada. Para ahli merekomendasikan untuk mematikan perangkat setidaknya 60 menit sebelum waktu tidur. Menggunakan kacamata penyaring cahaya biru juga bisa cukup membantu, jika kamu terpaksa mengakses layar sebelum tidur. Kamu juga bisa menggunakan tirai penyaring cahaya untuk mencegah masuknya cahaya dari luar kamar.

Baca juga: Seburuk Apa Cahaya Biru dari Gawai Hingga Lampu LED ke Mata

- Cek suhu kamar

Para pakar mengatakan bahwa suhu kamar terbaik untuk tidur adalah antara 15-20 derajat Celcius. Untuk mendukungnya, kamu bisa memilih selimut yang nyaman dan tidak menimbulkan panas, yang terbuat dari bahan katun, wol dan kain bambu.

7. Terlalu banyak tidur

Kita tahu bahwa kurang tidur bisa berdampak buruk bagi kesehatan, namun terlalu banyak tidur juga bisa membawa dampak yang sama buruknya.

Meski para ilmuwan belum memahami alasan pastinya, tidur berlebihan berkaitan dengan banyak masalah kesehatan, termasuk diabetes, obesitas, penyakit jantung, depresi dan gangguan suasana hati, serta sakit kepala, yang semuanya bisa membuat kita merasa semakin lelah.

Tidur berlebihan sesekali mungkin hanya disebabkan oleh kualitas tidur yang buruk, tetapi tidur berlebihan secara teratur juga bisa menjadi tanda dari sesuatu yang serius, seperti hipersomnia.

Hipersomnia sendiri merupakan kondisi klinis dari rasa kantuk berlebihan yang dapat mengganggu fungsi siang hari, kewaspadaan, dan kualitas hidup. Jika tidur berlebihan sudah menjadi kebiasaan dan kamu merasakan dampak buruknya, cobalah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan solusinya.

Baca juga: Agar Tampak 30 Tahun Lebih Muda, Jangan Kebanyakan Tidur!

8. Paparan sinar matahari berlebih

Paparan sinar matahari berlebih secara fisik dapat membuat tubuh lelah karena tubuh bekerja lebih keras untuk mengatur suhu internalnya, mengelola kehilangan cairan dan elektrolit, serta mengatasi perubahan kimiawi akibat sinar ultraviolet.

Jika kamu berencana berada di luar dalam waktu lama, kurangi risiko kelelahan akibat panas dengan sering beristirahat, berteduh dan banyak minum air. Selain itu, jangan lupa menggunakan tabir surya.

9. Kondisi kesehatan lain

Jika kamu masih mengalami kelelahan kronis meski sudah melakukan penyesuaian gaya hidup, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Terkadang, rasa lelah bisa menjadi tanda kondisi medis lain, seperti anemia, penyakit autoimun, gangguan hormonal, hingga adanya infeksi.

Baca juga: 5 Tanda Kelelahan Kerja dan Cara Mengatasinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com