Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jarang Cuci Pakaian Hingga Cermat Pilih Bahan, Cara Menjaga Bumi Lewat Busana

Kompas.com - 30/09/2020, 18:48 WIB
Wisnubrata

Editor

Menurut Levi's Product Lifecycle Assessment, celana jeans katun menggunakan 3.781 liter air dalam siklus hidupnya; 70 persen dari air itu hanya untuk pertanian kapas.

Karenanya beberapa brand kemudian mencari alternatif bahan lain yang lebih ramah lingkungan. Contohnya adalah Levi's yang sejak Maret tahun lalu memperkenalkan bahan baru untuk produknya, yaitu semacam serat rami (hemp) yang diolah menjadi seperti katun (cottonized hemp).

"Bahan cottonized hemp berasal dari tumbuhan hemp yang tumbuh lebih cepat dibanding pohon kapas, hanya membutuhkan sedikit air, dan membuat tanah lebih sehat karena tidak menggunakan pestisida," ujar Country Head Marketing PT Levi Strauss Indonesia Adhita Idris dalam konferensi pers online Selasa (29/9/2020).

"Cottonized hemp yang dikembangkan khusus untuk Levi’s menghasilkan benang halus yang mudah ditenun menjadi bahan untuk produk ramah lingkungan sekaligus bergaya, seperti celana jeans," lanjutnya.

Menurut Institut Lingkungan Stockholm, hanya dibutuhkan sekitar 300-500 liter air untuk menghasilkan 1 kg bahan rami kering, jauh lebih sedikit dibandingkan keperluan 10.000 liter air untuk menghasilkan 1 kg kapas.

Meski begitu, karena katun masih menjadi bahan utama untuk pakaian, maka perusahaan seperti Levi's juga mengembangkan budidaya kapas yang memerlukan lebih sedikit air, serta menjadikan proses produksi lebih hijau.

Dalam jangka panjang, pilihan menggunakan rami atau bahan lain akan membantu memerangi kelangkaan air, ancaman yang berkembang di seluruh dunia di masa mendatang.

Baca juga: Cottonized Hemp, Bahan Ramah Lingkungan untuk Koleksi Terbaru Levis

Memakai pakaian lebih lama

Busana yang dibeli hanya karena mode, mungkin tidak akan dipakai lama. Menurut Ellen MacArthur Foundation, diperkirakan sekitar Rp 7,5 quadriliun hilang setiap tahun karena pakaian yang sudah dibeli tapi nyaris tidak dipakai dan tidak didaur ulang.

Penelitian juga menyatakan bahwa kebanyakan pakaian akan dibuang setelah dipakai hanya tujuh hingga sepuluh kali pemakaian.

"Bayangkan jika tujuh dari 10 jeans dibuang setiap tahun. Rata-rata konsumen per tahun akan membuang air minum selama 31 tahun," kata wakil presiden inovasi produk Levi's, Paul Dillinger beberapa tahun lalu.

Karenanya kita perlu memperpanjang usia pakai busana kita, dan menggantinya jika benar-benar sudah rusak. Bahkan bila kerusakannya hanya sedikit, kita disarankan untuk memperbaikinya saja.

Baca juga: Kurangi Limbah Pakaian Mulai dari Lemari Pakaian Sendiri

Mendaur ulang

Bagaimana bila pakaian masih bagus namun sudah tidak cukup lagi di badan atau sudah ketinggalan mode? Nah, untuk ini kita bisa mendaur ulang menjadi benda lain, seperti tas, mainan, boneka, atau hiasan.

Daur ulang tidak melulu dilakukan pada bahan kain dari pakaian, namun juga bisa memanfaatkan kancing, ritsleting, tali dan lainnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com