Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Problem Kesehatan di Balik Siklus Menstruasi yang Tak Teratur

Kompas.com - 01/10/2020, 16:54 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Siklus menstruasi dapat menandakan kondisi kesehatan seorang wanita.

Jadi, jika seseorang mengalami siklus menstruasi yang tak teratur atau terganggu, ada kemungkinan dia memiliki masalah kesehatan tertentu.

Masalah kesehatan yang terjadi bisa amat beragam, mulai dari kanker, diabetes, penyakit jantung, masalah metabolisme, hingga gangguan kesehatan mental.

Baca juga: 7 Olahraga yang Masih Bisa Diakukan Saat Menstruasi

Bahkan, siklus menstruasi bisa memengaruhi usia seseorang. Kesimpulan ini muncul dari hasi penelitian terbaru yang diterbitkan di British Medical Journal.

Berdasarkan data yang dikumpulkan terhadap 80.000 orang, terungkap,  siklus menstruasi yang lama dan tidak teratur bisa terkait dengan risiko kematian dini yang lebih tinggi -sebelum seseorang berusia 70 tahun.

Tim peneliti -para ilmuwan dari Harvard dan Tongji Medical College di China, berkomentar terhadap hasil penelitian tersebut.

Menurut mereka, gangguan hormonal adalah faktor utama dalam kesehatan dan masa hidup orang yang mengalami menstruasi.

Hal itu pula yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, kanker, dan diabetes.

Hubungan antara gangguan menstruasi dan kematian dini

Para peneliti meninjau data dari 79.505 perawat Amerika Serikat berusia 25-42 tahun, sebagai bagian dari studi yang dimulai pada tahun 1989.

Studi diperbarui setiap dua tahun hingga tahun 2013. Dari sana terkumpul data perihal gaya hidup dan kesehatan partisipan, termasuk pola dan durasi siklus menstruasi mereka.

Baca juga: Pencernaan Bermasalah Selama Menstruasi, Apa Sebabnya?

Pada awal penelitian, partisipan diminta mengingat informasi tentang menstruasi mereka dari usia 14-17 tahun.

Setelah mempertimbangkan variabel lain, peneliti menemukan hasil yang mengejutkan.

Hasilnya, wanita yang secara konsisten mengalami siklus menstruasi tidak teratur atau panjang (40 hari atau lebih) berisiko mengalami kematian dini 41-71 persen lebih tinggi, yang sebagian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.

Bahkan, risiko itu meningkat antara 66-71 persen pada partisipan yang merokok.

Partisipan yang mengalami gangguan menstruasi selama masa remaja dan dewasa, mempunyai kemungkinan dua kali lipat terkena tekanan darah tinggi.

Mereka juga lebih rentan terhadap kolesterol tinggi, diabetes, endometriosis (jaringan lapisan dalam rahim ditemukan di bagian tubuh lain), dan fibroid uterus (tumbuhnya benjolan yang merupakan tumor jinak di rahim).

2. Penggunaan alat kontrasepsi

Gangguan menstruasi karena pemakaian alat kontrasepsi dikaitkan dengan risiko kematian lebih tinggi pada remaja wanita berusia remaja.

Namun, risiko itu tidak ditemukan pada wanita dewasa.

Wanita yang melaporkan penggunaan alat kontrasepsi antara usia 14-17 tahun berisiko mengalami kematian dini dibandingkan mereka yang mempunyai siklus menstruasi reguler.

Baca juga: Hindari Olahraga Berat Saat Menstruasi, Apa Sebabnya?

Bisa jadi, partisipan yang menggunakan alat kontrasepsi di usia 14-17 tahun diberi resep obat untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi.

Misalnya untuk endometriosis atau sindrom ovarium polikistik (pembesaran ovarium dengan kista kecil).

Namun, penggunaan alat kontrasepsi di usia 18 tahun ke atas tidak terkait risiko kematian, menurut studi tersebut.

3. Menstruasi bisa jadi penanda kesehatan yang sempurna

Penelitian ini tidak menetapkan sebab dan akibat, karena peneliti tidak dapat meminta partisipan untuk mengalami menstruasi tidak teratur dan mempelajari hasilnya.

Hanya saja, studi ini mendukung bukti yang ditemukan, bahwa masalah pada kesehatan reproduksi bisa menunjukkan risiko dari masalah kesehatan lain.

Studi juga mengungkap, hormon reproduksi yang terganggu berkaitan dengan ketidakseimbangan kimiawi, seperti resistensi insulin.

"Jadi, dari hasil studi kami menekankan perlunya penyedia layanan kesehatan untuk memasukkan karakteristik siklus menstruasi sebagai penanda vital dalam menilai status kesehatan perempuan," demikian kesimpulannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com