Hanya saja, pada zaman dahulu, karena pembuatannya yang tak mudah, kain ini dibanderol dengan harga yang cukup mahal.
“Maka dulu dia merupakan kain elit, jadi hanya mereka yang punya kemampuan secara finansial yang mampu membeli, bukan karena larangan (adat),” ujar Pitana lagi.
Kini, kain Endek menjadi salah satu kain khas Bali yang wajib digunakan di sekolah maupun di perusahaan saat hari Jumat.
“Jadi saat nasional diminta memakai batik, nah di Bali menggunakan Endek dengan berbagai motif,” kata Pitana.
Baca juga: Gaun-gaun Cantik dari Tenun Endek Bali
Motif
Di setiap daerah di pulau Bali, kain Endek memiliki motif dan ciri khasnya sendiri. Seperti Karangasem yang memiliki motif Endek Sidemen. Adapula daerah Tenganan yang memiliki warna cokelat tanah.
Untuk kawasan pulau Nusa Penida, warna yang digunakan adalah warna-warna cerah.
“Hijau cerah dengan motif yang disebut dengan Rangrang, bentuknya seperti segitiga-segitiga (bertumpuk),” katanya.
Terkait motif, Pitana mengatakan, Endek bisa saja digunakan untuk pakaian, atasan, bawahan atau tas, asalkan motifnya bukanlah motif yang dianggap suci. Misalnya, motif Dewa atau huruf-huruf suci
“Tentu aja motif yang seperti itu tidak etis jika digunakan untuk di tempat-tempat yang tidak baik,” ujarnya.
Namun motif-motif ini sangat jarang ditemukan. Pengrajin biasanya membuatnya karena ada pesanan khusus untuk dipajang atau untuk tempat suci.
Baca juga: Dior Pastikan Kain Endek Bali pada Koleksinya Dipakai Sesuai Adat
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.