Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/10/2020, 10:41 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kecintaan Chitra Subyakto terhadap kain tradisional Indonesia membuatnya mendirikan brand tekstil yang diberi nama Sejauh Mata Memandang.

Di awal berdirinya pada tahun 2014, label ini menghadirkan koleksi dari batik tulis.

Tidak seperti merek lain pada umumnya, koleksi batik Sejauh Mata Memandang memiliki motif yang didesain sendiri.

Baca juga: 5 Inspirasi Berbusana Batik Kekinian dari Para Desainer Ternama

Desain motif tersebut kemudian diberikan kepada perajin untuk dibuat menjadi kain.

Bagi Chitra, proses mencari inspirasi untuk membuat cerita yang cocok dijadikan motif batik adalah pengalaman yang tidak terlupakan.

Menciptakan motif juga menjadi salah satu upaya yang dilakukannya demi regenerasi agar batik tetap ada.

Batik Sejauh Mata MemandangDOKUMENTASI Chitra Subyakto Batik Sejauh Mata Memandang

Sebab, bagaimana pun, batik adalah proses kreasi yang menggunakan tangan, sehingga menuntut kesabaran.

Sementara, di jaman yang serba cepat ini, tidak banyak generasi muda yang mau melakukan proses membatik. Di sisi lain, kebanyakan pembatik usianya sudah lanjut.

Dengan mendesain motif sendiri, Chitra berharap bisa memberikan semangat kepada generasi muda untuk meneruskan kegiatan membatik.

Baca juga: Hari Batik, Didiet Maulana Ajak Influencer Dukung Perajin Batik

Terlebih motif yang didesain sebagian besar terinspirasi dari hal-hal kecil yang ada di sekitar masyarakat.

“Jadi pada saat mengerjakan (membatik) kain motif kami mereka bisa lebih terbuka dan senang karena motifnya berbeda dari batik klasik,” kata Chitra saat dihubungi Kompas.com, Jumat (2/10/2020).

Diakui oleh Chitra, batik klasik dari Indonesia merupakan karya yang sangat indah.

Chitra pun termasuk orang yang mengagumi batik klasik. Namun, menurut dia regenerasi menjadi hal yang tak kalah penting.

.DOKUMENTASI Chitra Subyakto .

“Supaya batik terus dikerjakan oleh generasi yang lebih muda lagi agar tetap terjaga dan tidak pernah hilang. Karena batik adalah salah satu budaya yang perlu dijaga dan tetap ada,”  ungkap dia.

Baca juga: Masker dan Daster Batik Laris di Marketplace Selama Pandemi

Tak hanya itu, Chitra juga berharap setiap orang memiliki satu batik tulis di rumahnya agar budaya ini tidak hilang.

Sejauh Mata DOKUMENTASI Chitra Subyakto Sejauh Mata
Dia lantas mengingatkan, batik adalah kain yang proses pembuatan yang menggunakan malam atau lilin.

Beberapa orang mungkin berpikir mereka sudah memiliki busana batik. Padahal bisa jadi sebenarnya itu adalah busana printing.

“Kalau printing itu bukan batik, kalau bicara batik hanya batik tulis dan batik cap."

"Mungkin banyak yang belum paham kalau ada beberapa motif yang ada di kain dibuatnya bukan dengan proses batik,” kata Chitra.

Oleh karena itu, tak ada salahnya untuk mencari informasi sebelum membeli kain agar batik bisa terus dilestarikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com