Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggemar Horor Lebih Tenang Hadapi Situasi Pandemi, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 05/10/2020, 18:51 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Setiap orang punya preferensi genre yang berbeda ketika menikmati media, seperti film, buku dan cerita. Ada sebagian orang yang lebih menyukai film laga, film drama percintaan, komedi, dan lainnya.

Nah, jika kamu penggemar film horor dan menontonnya secara rutin, kamu mungkin akan lebih mudah dan tenang menghadapi situasi pandemi Covid-19 ini dibandingkan orang-orang normal. Ini tak hanya berlaku untuk media film, tetapi juga bacaan seperti buku. Mengapa demikian?

Temuan itu diungkapkan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh University of Chicago dan dilakukan pada bulan April, ketika suasana menunjukkan ketidakpastian yang begitu besar, baik tentang penyakit maupun tentang apa yang terjadi di masa depan.

Peneliti merekrut 322 subjek dan menanyai mereka tentang preferensi media mereka.

Untuk menilai keadaan emosional dan psikologis mereka selama pandemi, subjek kemudian ditanya seberapa setuju mereka dengan beberapa pernyataan seperti ini:

  • "Saya lebih mudah tersinggung dari biasanya."
  • "Aku belum tidur nyenyak sejak pandemi dimulai."
  • "Saya telah menerima berita tentang pandemi dengan tenang."
  • "Saya percaya pada kemampuan saya untuk melewati masa-masa sulit ini."

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggemar horor secara psikologis tidak terlalu tertekan dibandingkan orang-orang yang menyukai genre lain, bahkan ketika peneliti mengontrol perbedaan individu, seperti jenis kelamin, usia, kepribadian, dan kesenangan umum mereka terhadap film dan acara televisi.

“Para penggemar horor mengalami lebih sedikit gejala kecemasan, depresi atau sulit tidur,” ungkap Coltan Scrivner, Ph.D, mahasiswa di Department of Comparative Human Development di University of Chicago dan penulis utama studi, seperti dilansir Psychology Today

Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang mengapa beberapa orang menikmati ketakutan yang baik dan mengapa menonton horor dapat mempersiapkan mereka untuk mengelola situasi stres.

Satu penjelasan yang memungkinkan adalah masokisme jinak, atau yang juga disebut sebagai pembalikan hedonis. Teori ini menyatakan bahwa ketika kita tahu bahwa kita aman, kita dapat menikmati perasaan yang tampak negatif.

Rasa sakit, ketakutan, kelelahan, rasa pahit, meskipun pengalaman-pengalaman ini biasanya kita hindari, namun sensasi fisik yang ditimbulkannya, seperti detak jantung yang berdebar kencang, kedinginan, dan pusing, dapat dinikmati jika kita yakin bahwa kita tidak dalam bahaya nyata.

Kemungkinan lainnya disebut hipotesis simulasi cobaan, adalah ketika seseorang menikmati fiksi menakutkan karena itu memungkinkan dia membayangkan skenario berisiko tinggi dan mempersiapkan diri bagaimana menangani situasi serupa dalam kehidupan nyata.

Baca juga: Redakan Kecemasan dengan Latihan Pernapasan

Sekarang kita menemukan diri kita berada di tengah wabah penyakit global, sehingga keterampilan yang dipelajar mungkin akan berguna.

"Jika kamu menonton banyak film menakutkan atau membaca buku-buku menakutkan, kamu akan belajar bagaimana mengatasi perasaan takut dan cemas, dan itu mungkin diterjemahkan ke dalam situasi dunia nyata seperti ketidakpastian yang menyertai dialami di masa pandemi ini,” kata Scrivner.

Karena penyuka film horor dan buku horor terbiasa dengan sengaja memaparkan diri mereka sendiri dengan hal-hal bercitra menakutkan, mereka telah banyak terlatih dalam hal mengatur emosi negatif dan mampu menghadapi situasi menakutkan ini dengan lebih sedikit efek buruk.

Baca juga: Penggemar Film Horor, Sudah Tahu Dampaknya untuk Kesehatan?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com