KOMPAS.com - Memilah sampah organik dan non-organik mungkin terdengar mudah, namun sulit untuk dipraktikkan secara konsisten.
Sampah organik adalah sampah yang mudah terurai, oleh karena itu sebaiknya tidak disatukan dengan sampah non-organik. Apalagi sampah organik bisa diolah lagi menjadi pupuk kompos yang nantinya bisa dimanfaatkan kembali untuk menananm bahan-bahan makanan.
Pola ini sudah lama dijalankan oleh penyanyi sekaligus pegiat lingkungan, Rara Sekar. Sejak 2016, Rara sudah mendalami isu gaya hidup berkelanjutan, termasuk berkebun di rumah dan mengolah kompos dari sampah rumah tangga.
Ia biasa menyimpan wadah sampah organik di kiri wastafel untuk nantinya dimasukkan ke ember atau composter. Jika ingin menirunya, kamu juga bisa meletakkan wadah tersebut di samping tempat mencuci piring.
"Harus dipilah dulu. Setelah dipilah masukkan ke dalam wadah. Buat rumah tangga-rumah tangga yang baru mulai, beli composter atau semacam ember bekas cat."
Demikian diungkapkan Rara dalam peluncuran virtual Re-juve Care, Senin (05/10/2020).
Ketika dimasukkan ke dalam ember, buat komposisi 60 persen cokelat (sampah organik kering, seperti daun kering) dan 40 persen hijau (sampah organik segar, seperti kulit buah, sida sayur dan sisa makanan).
"Tapi jangan masukkan yang hewani seperti tulang ayam," tambahnya.
Setiap beberapa hari sekali, buka wadah tersebut untuk diaduk dan membiarkan udara masuk. Lalu diamkan selama tiga bulan hingga bisa menjadi pupuk kompos.
"Tapi harus siap berkenalan dengan hewan-hewan yang akan muncul, ya," selorohnya.
Baca juga: Yuk, Mulai Traveling Tanpa Jejak Sampah
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.