Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Pasien Covid-19 Alami Perubahan Fungsi Mental

Kompas.com - 06/10/2020, 17:41 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Para ilmuwan masih terus meneliti banyak hal terkait Covid-19, termasuk gejala yang timbul dan menetap pada pasien.

Terbaru, The New York Times melaporkan, sejumlah studi berskala besar menemukan sepertiga pasien yang mereka teliti mengalami perubahan fungsi mental, mulai dari kebingungan, mengigau, hingga tidak responsif.

Studi tersebut meneliti gejala neurologis di antara pasien virus corona di sistem rumah sakit Amerika Serikat.

Menurut penelitian yang diterbitkan Senin kemarin di Annals of Clinical and Translational Neurology, para pasien yang ditemukan mengalami perubahan fungsi mental memiliki hasil medis yang jauh lebih buruk.

Studi tersebut mengamati catatan 509 pasien virus corona yang dirawat di rumah sakit, dari 5 Maret hingga 6 April, di 10 rumah sakit di sistem kesehatan Northwestern Medicine di wilayah Chicago.

Pasien-pasien ini tinggal di rumah sakit tiga kali lebih lama dibandingkan pasien tanpa perubahan fungsi mental.

Menurut penulis senior studi dan kepala penyakit infeksi saraf dan neurologi global di Northwestern Medicine, kata Dr. Igor Koralnik mengatakan, setelah dipulangkan, hanya 32 persen pasien dengan perubahan fungsi mental yang mampu melakukan aktivitas rutinnya sehari-hari seperti memasak dan membayar tagihan.

Sementara 89 persen pasien tanpa perubahan fungsi mental dapat melakukan aktivitas mereka tersebut tanpa bantuan.

Pasien dengan perubahan fungsi mental juga hampir tujuh kali lebih mungkin meninggal, dibandingkan mereka yang tidak memiliki masalah tersebut.

Baca juga: Seperti Apa Gejala Ringan yang Dirasakan Penderita Covid-19?

Dalam bahasa medis, kondisi tersebut dinamakan ensefalopati. Dr. Koralnik menjelaskan, ensefalopati adalah istilah umum yang berarti ada kesalahan pada otak.

Deskripsi tersebut dapat mencakup masalah perhatian dan konsentrasi, kehilangan ingatan jangka pendek, disorientasi, pingsan dan sangat tidak responsif atau tingkat kesadaran rendah seperti koma.

“Ensefalopati berkaitan dengan hasil klinis terburuk dalam hal kemampuan untuk mengurus urusan mereka sendiri setelah meninggalkan rumah sakit, dan kami juga melihatnya terkait dengan kematian yang lebih tinggi, terlepas dari tingkat keparahan penyakit pernapasan yang mereka derita,” ungkapnya.

Baca juga: 5 Tips Cegah Tertular Covid-19 dari Keluarga yang Isolasi di Rumah

Penyebab perubahan fungsi mental
Para peneliti tidak mengidentifikasi penyebab ensefalopati pada pasien Covid-19. Namun, kondisi ini bisa terjadi bersama penyakit lain, terutama pada pasien yang lebih tua, dan dapat dipicu oleh beberapa faktor berbeda termasuk peradangan dan efek pada sirkulasi darah.

Sejauh ini sangat sedikit bukti bahwa virus secara langsung menyerang sel-sel otak, dan sebagian besar ahli mengatakan efek neurologis mungkin dipicu oleh peradangan dan respons sistem kekebalan yang sering memengaruhi organ lain dan otak.

"Makalah ini menunjukkan, yang terpenting, bahwa ensefalopati di rumah sakit dapat menjadi faktor prediksi untuk hasil yang lebih buruk,” kata Kepala Infeksi Neurologis dan Neurologi Global di Yale School of Medicine yang tidak terlibat dalam penelitian ini, Dr. Serena Spudich.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com