Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Pasien Covid-19 Alami Perubahan Fungsi Mental

Kompas.com - 06/10/2020, 17:41 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Penemuan itu juga dapat menjadi pertimbangan agar pasien dengan perubahan fungsi mental mendapat pemantauan atau rehabilitasi pasca-keluar rumah sakit secara lebih dekat.

Dalam studi tersebut, 162 pasien dengan ensefalopati cenderung berusia lebih tua dan berjenis kelamin laki-laki. Mereka juga lebih mungkin memiliki kondisi medis yang mendasari, termasuk riwayat kelainan saraf, kanker, penyakit serebrovaskular, penyakit ginjal kronis, diabetes, kolesterol tinggi, gagal jantung, hipertensi atau merokok.

Perubahan fungsi mental bukanlah satu-satunya komplikasi neurologis yang ditemukan oleh penelitian Northwestern. Secara keseluruhan, 82 persen pasien yang dirawat di rumah sakit memiliki gejala neurologis di beberapa titik selama perjalanan penyakit, dari awal gejala hingga dirawat di rumah sakit.

Angka itu lebih tinggi daripada yang dilaporkan dalam studi dari China dan Spanyol, namun para peneliti mengatakan itu mungkin disebabkan faktor genetik atau rumah sakit Northwestern mungkin memiliki lebih banyak waktu untuk mengidentifikasi masalah neurologis karena tidak terlalu kewalahan dengan pasien, seperti banyak rumah sakit lainnya.

Baca juga: Berapa Lama Idealnya Masa Pemulihan Pasien Covid-19?

Lebih rinci, gejala meurologis nyeri otot terjadi pada sekitar 45 persen pasien dan sakit kepala pada sekitar 38 persen. Sementara sekitar 30 persen pasien mengalami pusing. Persentase yang lebih kecil mengalami gangguan rasa atau bau.

Menurut studi, pasien yang lebih muda lebih mungkin mengembangkan gejala neurologis secara keseluruhan, kecuali ensefalopati, yang lebih umum terjadi pada orang tua.

Para peneliti berspekulasi bahwa orang yang lebih muda lebih cenderung mencari perawatan di rumah sakit untuk gejala seperti nyeri otot, sakit kepala atau penyakit, atau bahwa dokter lebih memperhatikan gejala tersebut pada orang yang lebih muda karena mereka tidak begitu khawatir tentang risiko gagal pernapasan.

"Ini adalah studi penting, karena komplikasi neurologis dari infeksi tampaknya sering terjadi dan dalam banyak kasus berlangsung lama, tetapi belum mendapat banyak perhatian," kata kepala bagian tentang infeksi sistem saraf. di National Institute of Neurological Disorders and Stroke, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, Dr. Avindra Nath.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com