Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/10/2020, 09:04 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Beberapa wilayah di Indonesia sudah mulai cukup rutin diguyur hujan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, beberapa wilayah di Indonesia akan mulai memasuki musim hujan pada bulan Oktober, sementara sisanya November.

Selain perlu mempersiapkan payung atau jas hujan jika berencana bepergian ke luar rumah, ada beberapa penyakit musim hujan yang juga mengintai dan perlu kita waspadai.

"Secara umum penyakit infeksi tropis mendominasi. Di antaranya penyakit akibat virus dan bakteri, sebagai contoh dengue, chikungunya, influenza, leptospirosis, typhoid, dan lainnya," ungkap Medical Editor SehatQ, dr. Anandika Pawitri, MRes kepada Kompas.com.

Di samping itu, dr. Anandika juga menyarankan agar masyarakat waspada dengan penyakit terkait sanitasi dan higienitas, seperti infeksi kulit, infeksi saluran cerna dan infeksi saluran napas.

Meski musim hujan akan berlangsung di tengah masa pandemi, bukan berarti kita tidak bisa mencegah penyakit-penyakit tersebut.

Secara umum, dr. Anandika menyarankan untuk menjaga kesehatan pribadi dengan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, istirahat cukup, berolahraga, dan tidak merokok.

"Tidak kalah penting adalah menjaga sanitasi dan air di sekeliling tempat tinggal, rajin cuci tangan dan jangan sering-sering menyentuh wajah," ucapnya.

Berikut paparan lebih lengkap beberapa penyakit musim hujan yang perlu diwaspadai dan bagaimana mencegahnya.

1. Demam Berdarah Dengue (DBD
Dilansir SehatQ, penyakit ini dapat menimbulkan berbagai gejala, mulai dari demam tinggi hingga pendarahan. Pada kondisi yang sudah parah, DBD bahkan dapat menyebabkan kematian.

Beberapa langkah dapat dilakukan untuk mencegah DBD, antara lain:

  • Cek lokasi genangan air. Nyamuk pembawa virus dengue, yaitu aedes aegepty, berkembang biak pada genangan air yang tenang dan bersih. Maka dari itu untuk mencegahnya, lokasi yang dapat menampung air bersih pada tempat tinggalmu perlu diperiksa dan dibersihkan secara rutin.
  • Lindungi kulit dengan menggunakan celana panjang, pakaian lengan panjang, serta kaus kaki.
  • Gunakan semprotan antinyamuk yang mengandung setidaknya 10 persen diethyltoluamide (DEET). Namun, lotion yang mengandung bahan tersebut sebaiknya tidak digunakan untuk anak-anak.
  • Memasang kelambu atau kasa nyamuk pada pintu dan jendela dapat mencegah masuknya nyamuk ke rumah.
  • Taburkan bubuk abate untuk memberantas jentik-jentik nyamuk. Kementerian Kesehatan merekomendasikan penggunaan bubuk abate pada tempat-tempat yang sulit dijangkau untuk dibersihkan. Misalnya, tempat penampungan air.

Baca juga: Cegah Bahaya Nyamuk Demam berdarah, Ibu Bisa Lakukan Ini di Rumah

2. Chikungunya 
Chikungunya adalah penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk Aegypti atau Aedes Albopictus, yang dapat menyebabkan demam dan nyeri sendi secara mendadak.

Tanda dan gejala lain termasuk lemas, sakit otot, sakit kepala, pembengkakan sendi dan ruam. Tanda dan gejala dari chikungunya biasanya muncul dalam 3-7 hari setelah pasien digigit oleh nyamuk yang terinfeksi.

Cara terbaik untuk mencegah infeksi chikungunya adalah dengan menghindari gigitan nyamuk. Langkah utamanya melalui pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M Plus, khususnya pada musim penghujan. Yang dimaksud 3M adalah:

  • Menutup rapat tempat penyimpanan air.
  • Menguras dan membersihkan tempat penampungan air.
  • Mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air.

Di rumah, kita juga bisa melakukan pencegahan agar tidak terdapat sarang nyamuk, baik di dalam maupun diluar ruangan. Misalnya, dengan memasang obat nyamuk bakar di luar ruangan, dan tidak menggantung pakaian.

3. Influenza (flu)
Flu atau influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan, seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Bagi kebanyakan orang, flu akan sembuh sendirinya. Namun, flu dan komplikasinya juga dapat menjadi penyakit kritis mematikan.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com