Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/10/2020, 08:11 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Setelah berlari seharusnya kita merasa tubuh menjadi lebih segar dan bugar. Namun, tak sedikit orang yang justru merasakan sakit kepala setelah berlari.

Dokter kedokteran olahraga di Northwestern Medicine Central DuPage Hospital, Steven E. Mayer, M.D. menjelaskan, sakit kepala setelah olahraga adalah sakit kepala yang dipicu oleh semua jenis aktivitas fisik.

"Sakit kepala ini lebih sering terjadi pada seseorang yang melakukan aktivitas fisik berat dibandingkan aktivitas ringan, dan berlari tentunya dianggap sebagai salah satu jenis aktivitas yang lebih berat," katanya, seperti dilansir Runner's World.

Sakit kepala tentunya dapat dipicu oleh banyak penyebab. Sakit kepala setelah berolahraga bisa saja dipicu oleh aktivitas olahraganya sendiri atau pun dipicu oleh faktor lain, seperti melihat layar, menggemeretakkan gigi, atau penyakit uang lebih serius, seperti peradangan, infeksi atau cedera.

"Penelitian menunjukkan bahwa sakit kepala ini muncul dengan lebih banyak rasa seperti berdenyut daripada rasa sakit tajam yang menyakitkan,” kata ahli fisiologi olahraga dan direktur penelitian klinis di NYIT College of Osteopathic Medicine, Joanne Donoghue, Ph.D.

Baca juga: Memahami Mindfulness dalam Olahraga Lari

Meski begitu, sakit kepala tetaplah bisa menjadi kondisi yang membuat sangat tidak nyaman sehingga aktivitas mungkin harus dihentikan.

Selain sensasi berdenyut, sakit kepala tersebut juga bisa muncul dengan efek samping seperti mual, muntah, penglihatan ganda, dan leher kaku.

 

Penyebab sakit kepala

Ada beberapa kemungkinan penyebab sakit kepala setelah berlari, antara lain:

1. Perubahan aliran darah

Sakit kepala yang disebabkan oleh olahraga dapat disebabkan adanya perubahan aliran darah. Biasanya, ketika berolahraga cukup berat darah terpompa dengan keras dan kita bisa merasakan itu.

"Saat kita berolahraga, tubuh merespons dengan vasokonstriksi aliran darah ke bagian tubuh tertentu dan vasodilatasi aliran darah ke bagian lain yang paling membutuhkannya," kata Donoghue.

Dalam bahasa awam, itu berarti ada bagian tubuh kita mendapatkan lebih banyak darah daripada bagian tubuh lain.

"Sebagian besar darah didistribusikan kembali ke otot yang bekerja, meskipun mungkin ada peningkatan aliran darah otak hingga 25 persen juga," tambahnya.

Tetapi para ilmuwan belum yakin pasti tentang hubungan sebab dan akibat ini.

Baca juga: Demi Keselamatan, Persiapkan Ini Saat Lari di Tengah Cuaca Panas

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com