Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai, 5 Kandungan Berbahaya dalam Produk Perawatan Kulit

Kompas.com - 10/10/2020, 19:30 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Produk perawatan kulit yang selama ini kita gunakan pastinya mengandung berbagai macam bahan.

Beberapa bahan ada yang sangat bermanfaat bagi kesehatan kulit, tapi yang lain mungkin dapat membahayakan kulit.

Sejumlah bahan yang tercatat pada label di belakang produk perawatan kulit seringkali sulit dimengerti.

Untuk itu bersama artikel ini dijelaskan tentang lima bahan yang harus diperhatikan dari produk perawatan kulit, dan alasan untuk menghindarinya. 

1. Bahan pewangi

Ternyata, bahan pewangi baik yang alami maupun buatan dapat mengiritasi kulit.

"Semua wewangian dalam konsentrasi tinggi dapat mengiritasi kulit. Bahkan yang organik," kata profesor dermatologi di University of Minnesota Medical School, Paul Bigliardi, MD.

Baca juga: Trik Memilih Warna Lipstik yang Cocok dengan Kulit

Menurut Academy of Dermatology Association, bahan pewangi adalah salah satu penyebab utama dermatitis.

Dermatitis adalah kondisi di mana kulit akan menjadi merah dan meradang setelah bersentuhan dengan bahan iritan.

Yang paling berbahaya tentu saja pewangi buatan, karena terdiri dari campuran bahan kimia seperti pelarut dan pengawet yang dapat mengiritasi kulit.

Klaim ini bahkan telah terbukti menyebabkan masalah kulit seperti eksim dan psoriasis, karena volatilitas bahan kimia yang digunakan untuk membuatnya.

Penelitian juga menunjukkan, wewangian adalah penyebab paling umum reaksi alergi terhadap produk kosmetik.

Jadi, sebaiknya pilih produk tanpa pewangi jika memiliki kulit sensitif.

"Produk perawatan kulit yang dapat dibilas seperti sabun lebih dapat ditoleransi dan memiliki konsentrasi wewangian yang lebih tinggi," ujar Bigilardi.

"Tapi produk yang menempel di kulit, misalnya krim dan lotion, harus memiliki konsentrasi wewangian yang sangat rendah atau tanpa wewangian sama sekali," sambung dia.

2. Paraben

Paraben adalah kelompok bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet produk perawatan kulit untuk memperpanjang umur simpannya.

Kandungan ini menghambat pertumbuhan jamur dan mikroorganisme seperti bakteri dalam produk.

Baca juga: 5 Alasan Kenapa Skin Care Tak Berefek pada Kulit

Paraben yang paling umum digunakan dalam produk perawatan kulit meliputi butylparaben, propylparaben, methylparaben, dan isobutylparaben.

Paraben sangat populer digunakan dalam produk riasan dan pelembap.

Menurut Cosmetic Ingredient Review (CIR), paraben aman digunakan dalam produk kosmetik dan tidak menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan.

Namun, itu disebabkan karena bahan ini hanya digunakan dalam jumlah yang sangat kecil dalam produk kosmetik.

Kendati demikian, hasil penelitian menunjukkan, paraben dapat dengan mudah menembus kulit dan masuk ke dalam tubuh.

Nah, hal ini dapat bermasalah karena mereka tinggal di jaringan dan cairan tubuh.

Bahkan, paraben telah ditemukan di jaringan payudara penderita kanker payudara, meskipun tidak ada penelitian yang secara pasti mengaitkannya dengan peningkatan risiko kanker.

Selain itu, paraben juga dapat mengganggu produksi hormon estrogen yang berperan penting dalam menjaga sistem reproduksi pada wanita.

3. Formaldehida

Cairan formaldehida sering digunakan sebagai pengawet mayat. Dalam produk kosmetik, bahan ini menjadi pengawet kimiawi untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

Menurut Badan Internasional untuk Penelitian Kanker, formaldehida dianggap sebagai karsinogen bagi manusia.

Berarti, paparannya dalam jumlah besar untuk waktu yang lama dapat membuat kita berisiko terkena kanker.

Baca juga: Test Pack Juga Bisa Deteksi Kanker Testis pada Pria

Namun, sebagian besar produk perawatan kulit mengandung formaldehida dalam jumlah kecil sehingga banyak produsen tidak menganggapnya berisiko.

"Formaldehida sama sekali tidak boleh ada dalam produk kosmetik karena sangat membuat sensitif, mengiritasi kulit, dan bersifat karsinogenik," terang Bigliardi.

Dia menambahkan, meskipun tidak begitu merusak dalam konsentrasi yang lebih rendah, seharusnya bahan ini tidak boleh digunakan dalam produk perawatan kulit lagi.

4. Phthalate

Phthalate adalah kelompok besar bahan kimia yang sering digunakan untuk melembutkan plastik.

Dalam produk kosmetik, bahan ini juga digunakan sebagai pelembut dan sering dimasukkan dalam banyak wewangian yang digunakan dalam produk perawatan kulit.

Kandungan ini berguna untuk membuat aroma bertahan lama.

Jenis phthalate yang paling umum digunakan dalam produk perawatan kulit adalah diethyl phthalate (DEP).

DEP membantu produk seperti pelembap dan losion untuk menembus kulit dengan lebih baik.

DEP juga digunakan dalam produk pewangi untuk membantu aromanya bertahan lebih lama.

Menurut Food and Drug Administration (FDA), phthalate yang terkandung dalam produk perawatan kulit tidak menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan.

Baca juga: Usia Jantung Lebih Tua dari Usia Biologis, Risiko Kesehatan Mengintai

Bahkan pada level tertinggi pun tidak menimbulkan risiko kesehatan, tapi bisa mengganggu hormon.

Menghindari bahan ini dalam produk perawatan kulit bisa menjadi rumit.

Produsen yang menggunakan phthalate dalam wewangian tidak diharuskan mencantumkannya sebagai bahan di label kemasan produk.

Sebab, kandungan ini dianggap sebagai bagian dari susunan kimiawi wewangian yang wajar.

Jadi, jika ingin menghindari produk yang mengandung phthalate di dalamnya, tidak cukup hanya dengan melihat daftar bahannya.

Pilihlah produk yang secara khusus berlabel 'bebas phthalate'.

5. Alkohol

Alkohol digunakan di banyak produk perawatan kulit untuk tujuan berbeda. Ada yang digunakan sebagai pengawet atau membantu produk mengering lebih cepat pada kulit.

Dalam produk seperti toner dan pembersih, alkohol dipakai untuk membantu mengencangkan kulit, serta mengurangi munculnya pori-pori.

Jenis-jenis alkohol seperti etanol, isopropanol, dan propanol adalah alkohol yang mengalami perubahan sifat dan paling menyebabkan iritasi pada kulit.

Kandungan ini biasanya ditemukan di dalam toner, sabun, dan pembersih yang cenderung sangat keras, sehingga membuat kulit menjadi terlalu kering.

Baca juga: Hindari Membersihkan Luka dengan Alkohol

Jika sering digunakan, alkohol ini dapat merusak pelindung alami kulit, maka sulit untuk mempertahankan kelembapannya.

Meksipun demikian, penelitian menunjukkan bahwa alkohol berlemak seperti stearyl, cetearyl dan cetyl aman untuk kulit.

Alkohol ini tidak terlalu menyebabkan iritasi dan bermanfaat bagi kulit.

Kandungan ini membantu menyatukan cairan dan minyak dalam produk. Oleh sebab itu, kandungan ini sering digunakan dalam produk pelembap dan tabir surya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com