Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Gaya Hidup Masa Kini yang Sebetulnya Kurang Baik untuk Kesehatan

Kompas.com - 12/10/2020, 09:25 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Gaya hidup yang kita jalani saat ini memang banyak dimudahkan berkat kemajuan teknologi dan beragam pilihan makanan dan kegiatan yang bisa kita lakukan.

Sayangnya, gaya hidup yang serba mudah ini malah dapat menyulitkan kesehatan. Meski terlihat simpel dan canggih, gaya hidup yang banyak diadopsi saat ini rupanya meningkatkan risiko beragam penyakit yang bisa jadi bumerang di masa depan.

Sehat tidaknya gaya hidup bukan dilihat dari konsumsi makanan sehari-hari saja. Rutinitas yang kita lakukan di keseharian nyatanya juga bisa berpengaruh pada kesehatan tubuh; baik secara fisik maupun mental.

Selain begadang dan merokok yang sering dianggap sebagai kebiasaan buruk, seiring berkembangnya zaman, makin banyak "tren" gaya hidup yang juga sama buruknya, tapi tidak disadari. Apa sajakah?

1. Mengonsumsi minuman manis

Ilustrasi bubble tea ala Taiwan. SHUTTERSTOCK/GOWITHSTOCK Ilustrasi bubble tea ala Taiwan.
Banyak sekali minuman kekinian yang disukai dan menjadi populer di kalangan anak muda. Mulai dari minuman bersoda hingga boba tea atau bubble tea.

Boba tea adalah minuman yang terbuat dari teh, susu, gula, hingga aneka ragam sirup dan topping. Pamor boba juga datang dari sensasi kenyal saat mengunyah boba (tapioca pearl) yang terbuat dari tepung tapioka.

Selain rasa manis legitnya, boba turut menjadi simbol gaya hidup karena penampilan sajiannya yang indah untuk dipamerkan di media sosial. Sayangnya, minuman ini ternyata memberikan dampak kesehatan serius.

Butiran boba yang kenyal terbuat dari tepung tapioka olahan singkong. Singkong sebetulnya adalah makanan sehat yang mengandung vitamin B3 dan vitamin C.

Sayangnya, penelitian dalam jurnal Bristol Medico-Chirurgical Journal menemukan, kandungan vitamin singkong hilang selama proses pengolahannya.

Menurut penelitian yang diterbitkan pada jurnal Food Science & Nutrition, boba tea justru mengandung kadar gula dan lemak yang tinggi.

Baca juga: Konsumsi Bubble Tea Dua Gelas Sehari, Remaja di China Koma

Berdasarkan penelitian ini, satu sajian milk tea (sebesar 437 ml) mengandung gula sebesar 37,65 gram. Jenis gulanya pun tidak hanya satu.

Dalam satu porsi bubble tea umumnya mengandung empat jenis gula, yaitu sukrosa, glukosa, fruktosa, dan melezitosa. Gula fruktosa adalah yang paling mendominasi.

Sementara itu varian boba tea dengan brown sugar cair, per satu sajian bisa mengandung tambahan gula sebesar 6,53 gram. Artinya, jika keduanya dikonsumsi bersamaan dalam satu kemasan, gula yang kita konsumsi mencapai 44,18 gram.

Padahal, Kementerian Kesehatan telah membatasi konsumsi gula dalam sehari tidak boleh lebih dari 50 gram. Satu gelas boba tea ukuran sedang sudah menyumbang 88,36% asupan gula harian.

Penelitian yang terbit pada jurnal Nutrition & Metabolism menunjukkan, konsumsi minuman tinggi gula fruktosa secara berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas.

Tidak hanya itu, risiko terkena penyakit kardiovaskular juga tinggi karena kadar lemak dalam darah (trigliserida) ikut meningkat seiring bertambahnya asupan fruktosa.

Baca juga: Bahaya Gula Berlebih di Balik Demam Boba

2. Minum kopi susu manis

Ilustrasi kopi susu kekinian. SHUTTERSTOCK/ANNA_PUSTYNNIKOVA Ilustrasi kopi susu kekinian.
Kopi susu sepertinya sudah menjadi minuman sehari-hari generasi masa kini. Setiap ke kedai kopi, kopi susu yang viral laris dipilih pengunjung. Bahkan kopi susu pun tersedia dalam ukuran literan saking banyaknya peminat.

Sebenarnya, kopi bermanfaat bagi tubuh karena kandungan chlorogenic acid-nya. Riset yang terbit pada jurnal Coffee in Health and Disease Prevention menunjukkan, chlorogenic acid diserap oleh usus halus untuk kemudian membantu mengatur kadar gula tubuh.

Dalam hal ini, chlorogenic acid yang diserap tubuh mampu menghambat penyerapan glukosa. Tidak hanya itu, chlorogenic acid pun mampu meningkatkan kinerja hormon insulin untuk menyeimbangkan kadar gula darah.

Meski demikian, riset dari Journal of Agricultural and Food Chemistry menunjukkan, penambahan susu pada kopi mampu mengurangi kadar chlorogenic acid dalam tubuh hingga 28 persen.

Terlebih, kopi susu yang juga menjadi simbol dari gaya hidup milenial ini mengandung gula tidak sedikit. Satu sajian kopi susu sebanyak 325 ml, mengandung kadar gula sebesar 21 gram.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com