Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Gaya Hidup Masa Kini yang Sebetulnya Kurang Baik untuk Kesehatan

Kompas.com - 12/10/2020, 09:25 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

Artinya, jika minum satu gelas kopi susu, kita telah mengonsumsi lebih dari 50 persen dari batas asupan gula yang ditetapkan Kementerian Kesehatan.

Sementara itu, kopi susu juga mengandung kafein, tepatnya sebesar 150 mg. Jumlah ini sebetulnya sudah melebihi batas.

Baca juga: Pecinta Kafein, Sudah Tahu Bahaya Minum Kopi Berlebihan?

 

Penelitian pada jurnal Osong Public Health and Research Perspective memaparkan, asupan kafein harian yang dibolehkan maksimal hanya sebesar 100-175 mg untuk berat badan 40 kg hingga 70 kg.

Bagi beberapa orang yang berat badannya kurang dari itu, asupan kafein tersebut malah sudah melampaui batas asupan kafein harian yang aman.

Riset ini juga memaparkan, efek kafein berlebih dalam jangka panjang dapat meningkatkan rasa cemas atau gugup, mudah tersinggung, gangguan tidur, tukak lambung, hingga osteoporosis.

Jika kafein yang dikonsumsi terlalu banyak, hal ini juga menambah risiko hipertensi. Sebab, berdasarkan riset terbitan jurnal National Center of Biotechnology Information, kafein mampu memperlebar pembuluh sehingga aliran darah meningkat. Akibatnya, tekanan darah pun ikut meningkat.

Bahkan penelitian ini menemukan, konsumsi kafein sebesar 300 mg mampu meningkatkan tekanan darah sistolik sebesar 7 mm dan tekanan diastolik hingga 3 mm dalam 1 jam.

Penelitian lain pada jurnal The Permanente Journal menunjukkan, kafein pada kopi mampu membuat detak jantung berdenyut tidak teratur. Hal ini mampu meningkatkan risiko penyakit aritmia.

Baca juga: Cara Minum Kopi Agar Lebih Sehat untuk Tubuh

3. Bermain ponsel sebelum tidur

Bermain ponsel sebelum tidur merupakan aktivitas yang kerap kita lakukan. Baik itu untuk sekadar akses media sosial, balas e-mail kantor, hingga menonton video. Sayangnya, kegiatan mengasyikkan ini membawa dampak buruk bagi kesehatan.

Penelitian yang terbit pada Journal of Family Medicine and Primary Care memaparkan, penggunaan ponsel selama lebih dari 60 menit menurunkan produksi melatonin (hormon pemicu ngantuk) sehingga kita sulit tidur dan kualitas tidur pun berkurang.

Riset lain yang terbit pada Journal of the National Sleep Foundation menunjukkan, jumlah melatonin yang berkurang semakin signifikan ketika kita main ponsel saat kamar dalam keadaan gelap.

Suasana gelap malam membuat tubuh memproduksi melatonin yang akan mempersiapkan kita tidur. Namun, ketika mata terpapar cahaya dari ponsel, tubuh pun mengartikannya sebagai “siang hari” sehingga produksi melatonin direm. Efeknya, kita pun merasa masih segar dan tidur pun tertunda.

Temuan lain pada Journal of Family Medicine and Primary Care menemukan, menggunakan ponsel sebelum tidur juga menyebabkan gangguan tidur.

Gangguan tidur erat kaitannya dengan masalah pada metabolisme tubuh, masalah pada sel di pembuluh darah, dan masalah pada pembuluh limpa.

Akibatnya, tidak cuma meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular pun meningkat, tapi juga obesitas dan diabetes. Tekanan darah pun ikut meningkat dan berisiko hipertensi seiring gangguan tidur makin lama dibiarkan.

Selain itu, penggunaan ponsel terlalu sering pun berdampak pada mental anak muda. Penelitian ini memaparkan, penggunaan ponsel berlebihan dapat meningkatkan risiko depresi dan masalah kognitif otak.

Proses mengingat jangka panjang dapat menurun akibat kurang tidur, yang kemudian berefek pada penurunan kemampuan belajar.

Baca juga: 6 Tips Aman Bermain Ponsel agar Tak Ganggu Kesehatan Mata

4. Kerja memangku laptop terlalu dekat dengan mata

Ilustrasi bekerja di kamar yang berantakanshutterstock Ilustrasi bekerja di kamar yang berantakan
Menonton film atau serial di laptop merupakan salah satu kegiatan yang kian digandrungi. Sayangnya, kerap kali, laptop ditaruh di paha. Dalam satu aktivitas ini, ada tiga aspek yang terkena dampak buruknya, yaitu reproduksi, postur tubuh, dan kesehatan mata.

Riset terbitan Journal of Biomedical & Physics Engineering memaparkan panas elektromagnetik dari mesin laptop yang dipangku serta radiasi frekuensi Wi-Fi lama-lama dapat meningkatkan suhu internal buah zakar. Hal ini dilaporkan dapat menurunkan kualitas sperma dalam jangka panjang.

Sementara itu, riset yang diterbitkan pada jurnal Proceedings of the Human Factors and Ergonomics Society Annual Meeting menunjukkan kebiasaan kerja dengan laptop tanpa penyangga yang baik dapat membuat postur tubuh makin membungkuk.

Hal ini bisa dilihat dari posisi kepala yang menunduk serta leher dan punggung lebih melengkung saat menatap layar laptop. Tangan pun "dipaksa" lebih memanjang sehingga menjadi tegang.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com