Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/10/2020, 11:17 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Virus SARS-Cov-2 atau yang dikenal sebagai Covid-19 sudah menyerang kita lebih dari setengah tahun, dan masih harus terus diwaspadai penyebarannya.

Penularan Covid-19 sejak awal kita tahu -salah satunya, disebabkan oleh cipratan droplet dari orang-orang terinfeksi yang batuk atau bersin.

Namun demikian, sistem penularan diketahui berkembang hingga partikel-partikel yang berada di udara.

Baca juga: Seefektif Apa Face Shield Astronot Cegah Penularan Covid-19?

Selain itu, kita juga dapat tertular ketika menyentuh permukaan barang logam maupun plastik, yang mungkin sudah terinfeksi.

Beberapa sumber menyatakan, virus ini dapat bertahan di permukaan benda-benda semacam itu, selama 2-3 minggu. Namun, ada juga yang berpendapat bisa lebih dari itu.

Berdasarkan penelitian CSIRO Australia, ditemukan kesimpulan bahwa virus ini bisa bertahan dalam waktu 28 hari di atas permukaan benda-benda yang halus.

Misalnya, kaca pada layar ponsel, plastik, dan uang kertas ketika disimpan pada sekitar suhu 20 derajat celcius.

Baca juga: Face Shield dan Masker Filter Tak Efektif Cegah Penularan Covid-19

Studi yang dipublikasikan di Virology Journal pun menemukan, SARS-Cov-2 hanya dapat bertahan sebentar pada suhu yang lebih panas.

Virus Covid-19 akan berhenti menginfeksi dalam waktu 24 jam pada suhu 40 derajat celcius di beberapa permukaan.

Namun demikian, di sisi lain, mantan Direktur Common Cold Center di Universitas Cardiff, Ron Eccles mengkritik hasil penelitian tersebut.

Dia mengatakan, kabar bahwa virus dapat bertahan selama 28 hari justru menyebabkan ketakutan yang tidak perlu di masyarakat.

“Virus menyebar di permukaan dari lendir pada batuk dan bersin, serta jari-jari kotor."

"Penelitian ini tidak menggunakan lendir manusia yang segar sebagai pengantar untuk menyebarkan virus,” kata dia.

Baca juga: Kiat Cegah Penularan Covid-19 pada Penderita Diabetes dan Jantung

"Lendir segar adalah lingkungan tidak ramah bagi virus, karena mengandung banyak sel darah putih yang menghasilkan enzim untuk menghancurkan virus."

"Selain itu, lendir pun mengandung antibodi maupun bahan kimia lain untuk menetralkan virus," sambung dia.

Halaman:
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com