Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/10/2020, 12:23 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber livekindly

KOMPAS.com - Memanjakan diri terkadang diperlukan untuk mengatasi stres dan merasa senang. Tapi sebenarnya ada cara yang lebih mudah untuk bahagia, yaitu bersyukur.

Secara psikologis, rajin bersyukur membuat seseorang mendapatkan kebahagiaan yang lebih besar. Selain itu, bersyukur juga berpengaruh terhadap otak.

Peneliti Dr. Robert A. Emmons dari University of California dan Dr. Michael E. McCullough dari University of Miami melakukan penelitian tentang dimensi dan perspektif rasa syukur.

Penelitian yang dilakukan pada 2003 itu menemukan orang yang mengungkapkan rasa syukur secara teratur umumnya memiliki tingkat emosi positif yang lebih tinggi.

Mereka juga memiliki watak yang lebih baik dalam hidup dan jarang menunjukkan emosi negatif seperti kecemburuan dan kemarahan.

Selain itu, orang yang bersyukur cenderung lebih optimis, memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi, serta tingkat depresi dan stres lebih rendah.

Baca juga: Siasati Warna-Warni Kehidupan dengan Bersyukur

Mengutip Live Kind, Pusat Penelitian Kesadaran Kesadaran UCLA mengungkapkan bersyukur dapat mengubah struktur saraf otak.

Ketika seseorang mengungkapkan rasa syukur, otak melepaskan dua bahan kimia yaitu dopamin dan serotonin yang memberikan perasaan nyaman.

Dopamin dikaitkan dengan kebahagiaan sedangkan serotonin membantu mengatur suasana hati.

“Berterima kasih kepada Tuhan, diri sendiri, dan sesama atau bersyukur dengan cara apapun dapat mencerahkan pikiran dan membuat seseorang merasa lebih bahagia,” ujar konselor psikiatri Madhuleena Roy Chowdhury.

Chowdhury menjelaskan, perasaan syukur berhubungan dengan peningkatan modulasi saraf pada korteks prefrontal. Bagian otak tersebut bertanggung jawab untuk mengatur emosi negatif.

Jadi, mengungkapkan rasa syukur bisa membantu mengatur suasana hati serta mengurangi perasaan takut, cemas, dan malu.

Baca juga: Bagaimana Mengajarkan Anak untuk Bersyukur?

Tak hanya itu, rasa syukur yang berdampak pada otak juga dirasakan oleh anggota tubuh lainnya.

Suatu penelitian tahun 2012 yang diterbitkan dalam jurnal Personality and Individual Differences menemukan orang yang bersyukur umumnya mengalami lebih sedikit rasa sakit.

Bersyukur dapat membantu mengurangi perasaan negatif dan mendorong perasaan positif. Dengan begitu orang yang bersyukur dapat tidur lebih nyenyak, memperbaiki ritme sirkadian, serta mencegah insomnia.

Halaman:
Sumber livekindly
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com