Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/10/2020, 11:07 WIB
Editor Wisnubrata

KOMPAS.com - Semuanya dimulai di Kobe, Jepang, pada awal 1993. Waktu itu Toshikazu Kayano telah bekerja di kantor pusat ASICS selama lima tahun ketika dia menerima tugas khusus: membuat sepatu hybrid untuk latihan cross training.

Ini berarti ia harus menciptakan sepatu yang nyaman untuk lari jarak jauh sekaligus untuk latihan gym dalam ruangan. Kayano juga diminta menerapkan teknologi yang sedang dikembangkan ASICS untuk mengurang impact dan meningkatkan performa sepatu.

Untuk menyelesaikan proyek itu Kayano diberi akses ke semua sumber daya dan teknologi perusahaan, disertai pesan, "Lakukan apa yang kamu mau untuk menghasilkan sepatu lari terbaik, berapapun harganya."

Dalam kisah yang dimuat di situs ASICS, Toshikazu Kayano mengakui bahwa saat itu dia "berusaha keras mencari ide."

Untunglah dia ingat filosofi yang diterapkan oleh pendiri perusahaan Kihachiro Onitsuka saat menciptakan sepatu basket pertamanya: “Dia merancang sol luar yang terinspirasi dari tentakel gurita. Kisah itu sangat mengesankan saya," ujarnya.

Baca juga: Sepatu Pertama Onitsuka Tiger, Seperti Apa Bentuknya?

Pendekatan ini rupanya sangat mengena bagi Kayano yang dibesarkan di pedesaan Jepang. Dan untuk sepatu rancangannya ini, Kayano menemukan inspirasi pada hewan yang sering dicarinya di masa kanak-kanak, yakni serangga yang relatif kecil, namun agak ganas: kumbang rusa.

Ia melihat kumbang rusa --sejenis kumbang tanduk-- memiliki rangka luar keras untuk melindungi tubuhnya, tapi tetap bisa bergerak cepat karena rangka itu terpisah dalam panel-panel. Konstruksi serupa panel inilah yang digunakan Kayano untuk mendesain sepatunya.

Toshikazu Kayano sedang menjelaskan perkembangan sepatu di ASICS Museum di Kobe, JepangKOMPAS.com/Wisnubrata Toshikazu Kayano sedang menjelaskan perkembangan sepatu di ASICS Museum di Kobe, Jepang
Dari situ lahirlah Gel Kayano Trainer atau Gel Kayano yang pertama, sepatu kokoh namun bisa dipakai untuk melakukan gerakan yang cepat dan agresif, sekaligus berbobot ringan. Nama Kayano kemudian dipakai untuk seri sepatu ini sampai sekarang.

Nah, di tahun 2020 ini, ASICS meluncurkan Gel Kayano ke-27 yang merupakan evolusi dari pendahulunya. Seperti Gel Kayano lainnya, sepatu terbaru ini dibangun dengan prinsip onko-chishin, yang artinya "menghargai masa lalu, menciptakan yang baru"

Memang Gel Kayano 27 memiliki tampilan berbeda dibanding sepatu yang diciptakan Toshikazu Kayano pada tahun 1993. Tapi ada bagian-bagian yang tetap menjadi ciri sepatu penyandang nama Kayano tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com