KOMPAS.com - Sebelum adanya wabah Covid-19, konsep bekerja dari rumah menjadi impian setiap karyawan di dunia. Banyak yang mengira ini merupakan model kerja ideal karena bisa menyeimbangkan kehidupan kantor dan keluarga.
Nyatanya, setelah beberapa bulan menjalani work from home (WFH), banyak orang yang mengeluh kelelahan, stres, dan bosan. Tak sedikit yang akhirnya merasa jika bekerja dari rumah setiap hari bukan hal yang menyenangkan.
"Bekerja full di rumah tidak pernah dipikirkan oleh seorang karyawan sebelumnya," kata Luluina Karina Singarimbun, Head of Human Resources PT. Bayer Indonesia, dalam acara talkshow program Employee Engagement in Uncertain Times yang diadakan virtual pada Kamis (15/10/2020).
Menurut Lulu, ketika karyawan bekerja di rumah setiap hari, celah atau batasan antara pekerjaan dan keluarga menjadi semakin tipis.
"Karyawan sulit membagi waktu bekerja dan waktu bersama keluarganya, dan itu memengaruhi kesehatan mental mereka," ujarnya.
Baca juga: Sebagian Besar Karyawan Masih Takut Bekerja di Kantor
Lisa Rosalina, HR Business Partner for Consumer Product Division L'Oreal Indonesia memandang masalah kesehatan mental pada karyawan merupakan akibat dari perubahan situasi.
"Karyawan merasa shock karena perubahan situasi yang terlalu cepat," tuturnya.
Dia mengatakan, ada beberapa karyawan di perusahaannya yang kebingungan saat harus bekerja di rumah.
"Karyawan kami shock karena anak mereka yang tadinya pergi ke sekolah, sekarang harus mengikuti proses belajar mengajar di rumah. Orangtuanya mau pakai laptop untuk kerja, sementara anaknya butuh untuk belajar."
"Ada juga karyawan kami yang memikirkan kondisi orangtua mereka di rumah, yang mana lebih berisiko terpapar Covid-19," tambahnya.
Baca juga: Selama WFH, Istirahatkan Mata Tiap 2 Jam
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.