"Saya dan teman-teman tuli yang lain belajar membuat kopi dengan waktu yang cepat, hanya seminggu," kata dia lagi.
Siti juga menuturkan kesulitan yang dilaluinya sebagai seorang barista tuli ketika sedang berkomunikasi dengan pembeli.
Baca juga: Angkie Yudistia Menembus Keterbatasan Stigma Tuli
Hampir sebagian besar pembeli kebingungan saat hendak memesan kopi dan terkadang membuat Siti ikut panik.
Terutama di masa pandemi, ketika banyak orang memakai masker dan bahkan face shield.
Namun keadaan itu dapat diatasinya dengan menggunakan gestur dan sikap tubuh untuk menunjuk pesanannya yang diinginkan pembeli.
"Tapi kalau pembeli yang sudah tahu atau berlangganan di sini ya ada yang tertarik belajar bahasa isyarat untuk bisa berkomunikasi," imbuh dia.
Meskipun ada terlalu banyak stigma di luar, Siti membuktikan bahwa mereka juga bisa bekerja.
Baca juga: Air yang Tepat untuk Menyeduh Kopi
Dia pun mendorong agar teman-teman disabilitas yang lain untuk percaya diri dengan kemampuan mereka.
Kegagalan adalah sesuatu yang wajar di dalam hidup ini, tetapi bagi Siti hal tersebut harus diterima dengan bahagia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.