Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gowes 300 Km tiap Hari, Dosen Unibraw Jadi "Top Leaderboard" Strava

Kompas.com - 16/10/2020, 23:37 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Berawal dari keikutsertaannya dalam virtual race sepeda yang diadakan salah satu perguruan tinggi di Surabaya, Asril Kurniadi Adenan kini menduduki top leaderboard dunia Strava.

Strava adalah aplikasi pelacak aktivitas olahraga berbasis GPS. Asril tercatat melakukan kegiatan bersepeda sejauh 300 kilometer setiap hari. 

Sebagai pencinta olahraga sejak muda, tubuh Asril memang sudah terbiasa untuk aktif. Kala Memasuki usia 40 tahun, Asril mulai memilih olahraga yang tidak memberatkan pergelangan kaki.

Baca juga: Kejar Target Gowes 1.000.000 Km Sambil Berdonasi, Mau Ikut?

Pilihannya pun jatuh pada bersepeda. Sejak tahun 2017, pria yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Brawijaya, Malang itu rutin bersepeda menggunakan road bike.

Biasanya Asril menyediakan waktu paling tidak satu jam untuk bersepeda setiap harinya, entah outdoor maupun indoor.

Namun kebiasaannya itu berubah sejak dua minggu belakangan.

Lelaki 48 tahun itu mengikuti virtual race yang diadakan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dalam rangka Dies Natalis ke-60.

Virtual race itu sebenarnya sudah diadakan sejak 20 September lalu, dan berlangsung hingga 1 November mendatang.

Kepada Kompas.com, Jumat (16/10/2020), Asril mengaku awalnya tidak tertarik untuk mengikuti ajang tersebut.

Namun, setelah mendengar keseruan virtual race dari sang istri, dia pun jadi tertarik.

Kebetulan istrinya sudah lebih dulu mengikuti virtual race tersebut dan menduduki klasemen nomor tiga di kategori wanita.

“Pas 30 September kemarin, istri saya ngomong yang top leader yang pria ‘ugal-ugalan’, sehari bisa (bersepeda) 150-180 kilometer."

Baca juga: Bersepeda Intensif Selama 15 Menit Tingkatkan Daya Ingat

"Saya bilang seru juga persaingannya,” kata Asril dalam perbicangan via telepon.

Terbayang di benak pria yang pernah bersepeda Surabaya-Denpasar itu, keikutsertaannya dalam virtual race dapat membantu menghilangkan kejenuhan isolasi di masa pandemi.

Asril pun akhirnya didaftarkan oleh sang istri pada 1 Oktober lalu.

Berada di puncak klasemen

Asril Kurniadi AdenanDOKUMENTASI Asril Kurniadi Adenan Asril Kurniadi Adenan
Tentu saja, sebagai pesepeda yang berpengalaman Asril tak asal-asalan mengikuti virtual race.

Dia memasang target untuk mengalahkan mereka yang berada di papan atas klasemen. Saat itu jarak yang ditempuh para pemuncak klasemen sudah sekitar 1.800 kilometer.

Asril kemudian melakukan kalkulasi agar bisa mencapai targetnya.

“Saya hitung-hitung untuk misi ini, kalau bersepeda santai mustahil, jadi usaha saya harus sedikit gila. Saya kalkulasi ketemu angka 300 kilometer,” ujar Asril.

Asril merasa sanggup untuk menempuh jarak yang sangat jauh tersebut karena sebelumnya pernah melakukan hal yang sama bersama komunitas road bike tempatnya bergabung.

“Waktu itu sepedanya di outdoor, untuk race kali ini ‘kan saya di indoor. Jadi insha Allah saya bisa kuat,” tambah Asril.

Aturan lomba memang tidak memiliki ketentuan soal lokasi bersepeda. Hanya jarak yang menjadi tolak ukur.

Baca juga: Baru Lepas Gips, Luna Maya Tak Sabar Bersepeda Lagi

Konsistensi Asril mengayuh sepeda sejauh 300 kilometer per hari membuatnya berhasil menduduki puncak klasemen di hari kedelapan ajang virtual race.

Saat ini jarak tempuhnya sudah di atas 4.500 kilometer. Dengan jarak tersebut, ia membuat lawannya jauh tertinggal dengan selisih hampir 1.000 kilometer.

Hal itu kini membuat Asril mulai mengurangi jarak yang ditempuhnya, dan sedikit lebih santai.

Namun demikian, dia mengaku tetap fokus dan mengikuti perkembangan jarak lawan setiap harinya.

Misi Asril saat ini adalah menjaga selisih jarak dengan lawan, karena dia belum merasa posisinya aman.

Terlebih ajang virtual race ini masih berlangsung.

“Saya enggak takabur karena semua bisa terjadi dalam kurun waktu dua minggu. Istilahnya walaupun gasnya dikendurkan sedikit tetap harus ngegas,” cetus dia.

“Karena ini race, sebelum menyentuh garis finish jangan menganggap kita selesai atau menang,” ujar Asril.

Target 9.000 kilometer

Asril Kurniadi AdenanDOKUMENTASI Asril Kurniadi Adenan Asril Kurniadi Adenan
Kendati demikian, ia juga memiliki target jarak. Di akhir bulan nanti, Asril berharap jarak yang ditempuhnya mencapai 8.000-9.000 kilometer.

Dia mengakui, apa yang sudah dilakukan selama dua minggu terakhir memang luar biasa.

Asril pun masih bertanya-tanya kenapa dia bisa mendorong dirinya untuk menempuh jarak bersepeda yang sangat jauh.

“Kalau saya lihat catatan waktu, ‘Eh kok gila ya jam 9.00 sampai setengah satu malam saya bersepeda, demi mengejar jarak dengan pimpinan klasemen,” ucap Asril.

Baca juga: Menelusuri Rute Bersepeda Unik di Jerman, Mau?

Ia memang menghabiskan waktu bersepeda sekira 10 jam per hari, untuk mencapai jarak tempuhnya sekarang.

Asril membagi waktu di sela-sela kesibukannya mengajar dan menyiapkan materi kuliah.

Selain itu, ia juga memaksimalkan waktu di pagi hari selepas salat subuh, dan malam hari setelah selesai beraktivitas.

Ada alasan tersendiri yang membuatnya bersepeda di malam hari yakni karena lawannya kurang aktif di waktu tersebut.

Biasanya Asril mengayuh sepeda dengan kecepatan 25-30 kilometer per jam. Kecepatan tersebut dianggap tidak terlalu membebani kakinya.

Top leaderboard Strava

Konsistensi Asril juga membuatnya berhasil menduduki top leaderboard Strava tingkat dunia untuk kategori challenge distance.

Asril diberitahu oleh temannya ketika catatan jarak tempuhnya bersaing ketat dengan orang dari Italia. Bahkan tak jarang mereka ‘balapan’ karena selisih jarak 200-300 kilometer.

Kendati demikian, Asril tidak menjadikan prestasinya di Strava sebagai target, karena fokusnya adalah virtual race yang sedang diikuti.

“Cuma itu untuk menyemangati diri sendiri dan teman lain,” kata Asril.

Baca juga: Rajin Bersepeda, Wulan Guritno Turun 4 Kg dalam 2 Minggu, Mau Tiru?

Perubahan pola makan

Sementara itu, walaupun harus bersepeda 250-300 kilometer setiap hari, Asril tetap merasa tubuhnya bugar.

Hal ini dikarenakan ia tidak sembarangan bersepeda. Dia mengaku memiliki program terukur dan terencana.

Bergabung di komunitas AA SoS membuatnya mendapat banyak pengetahuan dari mantan atlet, ahli gizi, dan pakar kesehatan, tentang cara berolahraga yang benar agar tubuh tidak lemas.

Asril menjaga asupan makanannya agar jangan sampai kalori yang masuk lebih sedikit dari kalori yang keluar.

Dari teman komunitasnya ia tahu untuk olahraga sepeda intensitas tinggi seperti sekarang, asupan karbohidrat harus lebih banyak karena energi didapat dari glukosa.

“Di masa race ini porsi makan bisa 2-3 kali lebih banyak dari biasanya karena kebutuhan fisik."

"Alhamdulillah selama mancal enggak pernah kekurangan glukosa jadi masih fit,” tegas Asril.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com