KOMPAS.com - Hampir semua sektor industri terkena imbas akibat pandemi Covid-19, terutama industri fesyen.
Perusahaan multinasional yang menaungi brand-brand ternama, LVMH, juga tak luput akan hal itu.
Mereka berjuang agar dapat bertahan di tengah krisis pandemi yang terus meningkat di gelombang kedua dan ketiga di seluruh dunia.
Kondisi keuangan perusahaan di kuartal ketiga tahun 2020 sedikit membaik, kendati masih menunjukkan tren penurunan.
Pada paruh pertama tahun ini, LVMH melaporkan penurunan pendapatan sebesar 27 persen.
Mereka juga mengumumkan penurunan 21 persen selama sembilan bulan pertama di tahun 2020.
Untuk Q3 saja, pendapatan mereka merosot sebesar 7 persen, menjadi sebesar 30,3 miliar Euro atau sekitar Rp 524 triliun.
Di sebagian besar industri LVMH, mereka sudah menderita kerugian besar, namun jumlahnya menurun seiring perkembangan waktu.
Sebagai contoh, pendapatan perusahaan anggur dan minuman beralkohol LVMH --Hennessy, mengalami penurunan 15 persen selama tiga kuartal di tahun 2020.
Namun, dari tiga bulan terakhir, angka kerugian Hennessy menurun menjadi 3 persen.
Hal serupa juga terlihat pada perusahaan fesyen dan barang-barang kulit di bawah naungan LVMH, yang mengalami penurunan pendapatan 11 persen selama sembilan bulan.
Namun, industri fesyen LVMH diperkirakan akan bangkit, mengingat kerja sama antara Louis Vuitton dengan NBA dan keikutsertaan mereka di ajang Paris Fashion Week 2021 kemarin.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.